48: Sweet

74.8K 4.3K 388
                                    

      "Pelan-pelan dongo!" omel Valerie gemas saat Drake sok kuat jalan dengan langkah lebar padahal lukanya belum sepenuhnya sembuh. Cowok itu keras kepala minta pulang padahal baru beberapa hari, dokter aja sudah memeringati agar hati-hati takut jahitannya lepas.

"Iya sayang galak banget sih." Drake mencolek hidung Valerie. Mawar yang melihat interaksi keduanya hanya geleng kepala merasa lucu.

"Valerie anterin Drake ke kamarnya ya, Bunda mau beresin pakaian kotor dia dulu."

Valerie mengangguk. "Siap Bunda."

Mulai ada perkembangan yang kemarin manggilnya Tante sekarang menyebut Bunda. Drake jadi gak sabar untuk nikahin Valerie dan menyimpan benihnya di perut gadis itu.

Oke. Pikirannya kejauhan.

"Ih lo nyusahin banget sih!" Pasalnya Valerie harus menuntun Drake menaikki anak tangga satu persatu yang menghubungkan ke kamar cowok itu. "Kan gue lagi sakit, wajar nyusahin."

"Ya mandiri dong."

"Yaudah mandiri, kalo jahitan gue lepas lagi lo yang salah berarti." Valerie mendengus, masih saja suka mengancam.

Mau tidak mau dengan sabar Valerie menuntun Drake pelan-pelan menaikki anak tangga. Gadis itu menghela nafas saat berhasil sampai di depan pintu kamar Drake.

Keduanya masuk, Drake duduk di pinggiran. Sedangkan Valerie sudah merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Selama di Rumah sakit, Valerie jarang sekali beristirahat, gadis itu selalu menemani Drake sepulang dari sekolah, merawatnya seperti anak sendiri.

"Lo tiduran aja dulu gapapa. Pasti cape kan?"

Valerie mengangguk seraya memeluk guling milik Drake. "Liat gue."

Sebelah alis Drake tertarik. "Apa?"

Valerie memukuli gulingnya lalu terakhir menciumnya gemas. "Gila?" Drake bergidik.

Mata Valerie mendelik kesal, kini pukulannya sampai ke lengan Drake. "Gue ngebayangin guling ini tuh elo!"

Mulut Drake terbuka membentuk huruf O. "Ngapain ngebayangin kalau ada gue di sini."

Drake ikut merebahkan tubuhnya di samping Valerie, cowok itu menatap manik mata gadisnya hingga tatapan Valerie hanya terpaku padanya.

Cup.

Kening Valerie dikecup cukup lama oleh Drake, lalu cowok itu mengacak-ngacak rambutnya. Kebiasaan yang sudah lama tidak mereka lakukan. "Istirahat ya sayang, gue tau pasti lo cape banget."

Jantung Valerie rasanya mau loncat. Dia masih mematung dengan mata yang tak berkedip. "Val?"

"Hah?" beo Valerie. "Bobo gih, gue temenin."

"Hah?"

"Bobo sayangkuu." Drake terkekeh gemas, menyentil pelan hidung gadis itu. Valerie ini lemot sekali kalau berada di dekatnya.

Drake membawa Valerie ke dalam dekapannya, menepuk-nepuk pelan punggung gadis itu layaknya bayi. Usapan lembut di rambutnya berhasil membuat matanya terpejam nyaman. Valerie hanya bisa menyembunyikan wajahnya di dada bidang Drake, dia tidak mau kalau Drake sampai melihat pipinya yang memerah seperti kepiting rebus.

"Selamat mimpiin gue Val."

Lagi-lagi kecupan mendarat di puncuk kepala Valerie. Perlahan deru nafasnya mulai teratur, Drake menunduk melihat wajah gadisnya yang sudah terlelap. Sudut bibirnya tertarik, mencubit pelan pipi Valerie yang terlihat gembul menggemaskan.

Drake mengecup seluruh wajah Valerie, terakhir kecupannya mendarat di bibir ranum gadisnya. Cukup lama, sampai pangutannya terlepas. Dia memposisikan tidur Valerie agar lehernya tidak pegal, lalu menyelimutinya.

Possessive Drake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang