49: Hanya Miliknya

73K 4.2K 301
                                    

      "Val, ada yang mau gue tanya."

      "Iya?" Valerie meliriknya sekilas, lalu kembali terfokus pada kartun yang sedang ditayangkan di televisi.

      "Sebelum penculikan, lo ketemuan sama cowok ya? Siapa cowoknya?" tanya Drake menatap penuh intimidasi.

      Seketika kartun yang tadinya menarik langsung tidak mood Valerie tonton. Gadis itu memainkan jari-jari tangannya takut, sepertinya Drake sudah tau.

     "Waktu gue nyelamatin lo. Gue berhenti di warung dan Ibu-ibunya kenal lo. Gak mungkin lo ke sana tanpa ada urusan kan?"

     Valerie menatapnya. "Drake, ada yang belum gue bilang ke lo."

      "Tapi gak di sini," lanjutnya takut Bunda Mawar mendengar pembicaraan mereka berdua. Drake mengangguk peka, cowok itu mengajak Valerie masuk ke kamarnya yang kedap suara.

     "Jelasin," tagih Drake.

     Valerie diam bingung harus menjelaskan mulai darimana. Bahkan kemungkinan setelah Drake tau, cowok itu pasti akan marah dan menjauhi dirinya.

      "Hari di mana lo maki gue di kantin, malamnya gue mabuk sendirian di club. Gue gak sadar dan salah masuk kamar."

      Jantung Drake seakan berhenti berdetak mendengar ucapan Valerie yang masih menggantung. Tangannya berkeringat takut apa yang ada di pikirannya benar-benar diucapkan Valerie.

     "G-gue... hampir gak perawan."

     Setelah menjelaskan itu, matanya terpejam. Valerie siap kalau endingnya Drake akan membenci atau bahkan menjauhinya setelah ini. Memang kesalahannya dulu tidak pernah mendengarkan ucapan Drake padahal itu yang terbaik untuk dirinya.

      "Cowoknya siapa sayang?" Nadanya masih lembut, meski terdengar gemetar saat menanyakan.

      "Arga," jawab Valerie takut.

     "Arga ketos?" Nada bicara Drake berubah dingin. Tatapannya menajam dengan tangan yang meremas kuat sprai tempat tidurnya.

      "Gue tau lo marah banget, bahkan kalau setelah ini lo mau ngejauhin gue, gue gapapa." Valerie tersenyum miris. "Tapi gue belum sempat ngapa-ngapain karena Amelda dan Alea datang nyelamatin gue. Kita sama-sama gak sadar malam itu."

      "Dan hari dimana gue diculik, gue ketemuan sama Arga. Ngomongin tentang hal itu. Lo boleh marah ke gue."

      "Udah ngapain? Kissing?" tanya Drake, nada bicaranya berubah. Hatinya sakit saat mengetahui gadisnya lagi-lagi disentuh oleh cowok lain selain dirinya.

       Dengan berat, Valerie mengangguk.

       Drake tersenyum miris, dia mengacak-ngacak rambutnya. Sial, hatinya benar-benar sakit sekarang. Rasanya Drake ingin melampiaskan emosinya pada samsak.

      "Lo pasti marah ke gue kan." Mau gak mau, Valerie harus menerima keputusan Drake. Lagi pula, Drake pantas mendapat gadis yang lebih baik dari dirinya bukan?

     "Iya."

     "Maaf." Valerie menunduk, dia tidak berani menatap mata tajam Drake.

     "Gue marah banget ke Arga. Kalo perlu saat gue masuk sekolah, gue abisin dia."

     Valerie menggeleng. "Gak usah. Lo boleh marah ke gue karena gue yang salah. Kalo setelah ini lo mau tinggalin gue gapapa."

     Valerie hanya takut Drake terluka lagi karena dirinya, dia hanya ingin cowok itu selalu baik-baik saja. Kalau endingnya memang gak bisa sama-sama, mungkin Valerie harus belajar ikhlas mulai dari sekarang.

Possessive Drake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang