33: Sebuah Fakta

74.9K 3.7K 987
                                    

"Pasien mengalami koma karena cedera yang cukup parah di bagian otak akibat benturan keras pasca kecelakaan."

Semua orang yang telah menunggu di depan ruang IGD langsung lemas mendengar pernyataan dokter yang baru saja menangani Drake.

Saat polisi mengabari nomer Valerie lewat ponsel Drake. Detik itu juga Valerie langsung pergi ke tempat kejadian. Tanpa seizinnya air matanya kembali luruh saat melihat wajah Drake dipenuhi dengan darah dalam kondisi tak sadarkan diri hendak dibawa ambulance menuju Rumah sakit.

        Bahkan motor cowok itu hancur bagian depannya karena mencoba menghindari truk besar yang nyaris menabraknya. Jika tidak, mungkin bukan hanya motor yang hancur...

        Valerie baru mengabari keluarga Drake saat mereka sampai di Rumah sakit. Dirinya masih syock, kejadiannya terlalu cepat.

        Rangkabumi berusaha menguatkan Mawar yang masih terus menangisi putranya di dalam sana. Bunda anak 1 itu bahkan sampai tak sadarkan diri saat dikabarkan Drake kecelakaan.
  
        Pasalnya dulu Rangkabumi juga pernah koma sampai 2 bulan akibat balapan. Lelaki itu sudah diperingati Mawar untuk tidak mengikuti balapan tidak jelas seperti itu, namun tetap melanggar ucapannya. Berakhir terbaring koma selama 2 bulan di Rumah sakit.

        "Drake baik-baik aja sayang, putra kita kuat." Rangkabumi berusaha meyakinkan meski dalam hatinya pun takut, terlebih saat melihat begitu banyak darah di tubuh Drake.

        Valerie merasa sangat bersalah, wajahnya sudah pucat pasi akibat mendonorkan 2 kantong darah untuk Drake. Setidaknya itu untuk menebus kesalahannya.

        Valerie mengusap air matanya, menghampiri Mawar. "Tante, maafin Valerie ya," ucapnya lirih.

         Mawar memeluk Valerie, menangis dalam dekapan Valerie yang mana Valerie juga butuh dikuatkan. Dia sakit, melihat Drake terbaring lemah di ruang IGD.
     
         "Makasih kamu udah nyelamatin nyawa Drake sayang." Kalau bukan darah dari Valerie yang kini mengalir di tubuh Drake, mungkin Drake tidak akan bisa diselamatkan.

           Pada kenyataannya, Drake celaka karena Valerie Tante. Ingin rasanya Valerie berujar seperti itu.

            "Pasien akan dipindahkan ke ruang VIP," kata dokter yang langsung disetujui pihak keluarga. Apapun yang terbaik buat putranya, berapapun biayanya.

***

          Sudah terhitung tiga hari Drake tak kunjung sadar. Cowok itu masih nyaman memejamkan matanya di atas brankar dengan Nasal Oxygen Cannula alat bantu pernafasan yang diletakkan pada lubang hidung untuk mendukung kebutuhan oksigen pada pasien.

        "Lo kelelahan."

         Gadis yang tertidur dipinggir brankar itu terbangun mendengar suara seseorang masuk indera pendengarannya.

         Ternyata ketiga sahabat Drake yang berkunjung setelah jam sekolah berakhir. Yang berbicara tadi Raka, cowok itu memberikan nasi ayam yang dibelinya karena tau Valerie pasti belum makan.

         Dia akui, cinta meraka memang besar. Valerie bahkan sampai 2 hari tidak berangkat sekolah demi menemani Drake pagi siang malam di Rumah sakit, sampai lupa merawat dirinya sendiri.

         "Makasih." Valerie menerimanya dengan senang, kebetulan dia belum makan dari pagi.

          Selama dua hari ini, sahabat-sahabat Drake begitu baik padanya. Mereka bahkan selalu menyuruhnya untuk pulang saat malam hari, bergantian ketiganya yang menjaga.

         Valerie jadi merasa tidak enak pernah memaki mereka jelek saat di tongkrongan.

         "Mending lo pulang dulu ke rumah Val, lo juga harus istirahat," kata Givic, disetujui Raka dan Kaivan.

Possessive Drake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang