26: Yah, Ketahuan Deh

79.7K 4K 311
                                    

        "Caca? Gimana keadaan kamu?"

          Wali kelas 10 IPA 1 itu tampak begitu khawatir melihat keadaan salah satu muridnya yang ditemukan tak sadarkan diri di koridor.

         Kondisi Caca sudah diperiksa, dokter bilang hanya kecapean dan mungkin Caca belum sarapan.

        Caca tersenyum tipis. "Saya gapapa Bu, uda lebih baik."

         Bu Nadira menghela nafas lega, guru itu mengusap lembut kepala Caca. "Syukur kalau gitu, kamu makan roti yang udah disediain ya. Jangan cape-cape, bentar lagi kan mau ikut olimpiade."

          Caca mengangguk nurut, pusing di kepalanya masih terasa. "Maaf Bu, kalau boleh tau yang bawa saya ke UKS siapa ya?"

          Bu Nadira menjawab. "Penjaga lagi keliling koridor terus liat kamu pingsan di sana. Akhirnya dibawa ke UKS karena koridornya sepi, anak-anak masih jam pelajaran."

           Caca terdiam, dia menunduk memilin roknya. Jadi bukan Kak Drake? Padahal seingatnya terakhir dia bertemu Kak Drake, sampai pandangannya mulai gelap.

          Menyedihkan karena Caca berharap Kak Drake yang membawanya ke UKS, ternyata bukan.

         "Yaudah kamu istirahat ya, Ibu mau kembali ke kelas dulu."

          Caca mengangguk, memperhatikan Bu Nadira keluar UKS menyisahkan dirinya sendiri.

         "Pusing," ringisnya memegangi kepalanya yang terasa begitu sakit.

          Darah menetes ke roknya, lagi-lagi hidungnya mimisan. Entah sudah berapa kali Caca merasakan ini, pikirnya karena terlalu kecapean belajar dan kurang tidur.

***

        "Drake."

        Kakak kelas famous yang menjabat sebagai ketua dance menghampiri Drake yang tengah bermain basket. Dengan centil dan tidak punya malunya memberikan botol minuman. "Diminum ya!"

        Drake hanya menatap tak berminat, menerimanya saja tidak.

        "Sombong banget sama Kakak kelas!" kesal Jennifer.

         "Oh." Drake meninggalkan Jennifer, memilih bergabung dengan teman-temannya yang tengah menertawakan seorang Jennifer. Ya, gadis itu cukup famous. Kakak kelas yang pernah membuly Caca, suka semena-mena dan merasa semua cowok mau dengan dirinya.

          "Saingan lo banyak juga Val," ucap Amelda terkekeh saat ketiganya melewati lapangan dan melihat apa yang barusan terjadi.

        Sebenarnya bukan itu yang menjadi perhatian Valerie. Tapi cara respon Drake yang berhasil menarik perhatiannya. Tanpa sadar, dirinya tersenyum, merasa dihargai sebagai pacarnya.

        "Malah senyum-senyum, stres lo?" heran Amelda yang langsung mendapat tabokan oleh Valerie. "Tai lo! Kantin ayo."

Tatapan keduanya bertemu beberapa detik sebelum akhirnya Valerie memutuskan kontak mata terlebih dulu.

Jakun Drake naik turun saat cowok itu meneguk minumannya. Tatapannya tak terputus sampai Valerie tak terlihat dari pandangannya.

"Ketua dance sekolah kita tuh, malah lo tolak," goda teman basket Drake yang bernama Bima.

Kedua alis Drake tertarik. "Gak minat. Cewek gue lebih sempurna."

Raka terkekeh. "Gak usah kompor Bim. Drake mah tipikal cowok setia, gak kayak lo ceweknya ditiap tikungan ada."

"Sialan lo!"

"Mau secakep apapun tuh cewek gak akan pernah dilirik Drake, soalnya hatinya udah jadi hak paten Valerie dari dulu," jelas Raka membuat Drake mendengus.

Possessive Drake (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang