Lima Belas

12.2K 603 14
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

December 2nd 2018

Aruna memandang ke arah jam dinding yang berada di perpustakaan kampus, senja musim dingin membuat hari semakin gelap lebih cepat dari biasanya. Tangan perempuan berumur 21 tahun itu lalu mengusap kedua matanya yang sudah mulai memerah karena seharian menatap layar laptop.

Sudah tidak dapat menahan rasa kantuknya lebih lanjut lagi. Aruna memutuskan untuk menyelesaikan sesi belajar malam ini dan kembali ke apartemennya untuk beristirahat. Aruna sudah tidak dapat berpikir lebih jernih lagi, membayangkan bahwa besok dirinya harus bangun lebih awal dikarenakan jadwal ujiannya dimulai pada pukul 8 pagi. Membuat kepalanya semakin berdenyut.

Usai membenahi barang-barang bawaannya, Aruna kembali memakai mantel dan syal miliknya untuk menghangatkan tubuhnya dari hembusan angin musim dingin yang menusuk malam ini. Langit malam dipenuhi bintang-bintang yang bersinar terang di antara awan putih yang mengambang perlahan. Aruna menikmati langit malam yang indah itu sejenak sebelum melangkah cepat menuju pintu keluar perpustakaan.

Di luar, udara dingin langsung menyapa wajahnya, membuat pipi Aruna sedikit merah. Dia menarik mantel lebih erat lagi di sekitar tubuhnya dan melangkah menuju jalur setapak yang mengarah ke apartemennya.

Jejak kaki Aruna meninggalkan jejak di atas lapisan salju tipis yang telah menutupi trotoar kampus, menciptakan suara gemerisik halus di bawah langkah kakinya.

Saat Aruna berjalan melintasi sebuah taman kecil yang biasa dia lewati setiap hari, dia mendengar langkah kaki lain yang mendekat dari belakang. Ketika dia mempercepat langkahnya sedikit, Aruna kemudian memalingkan kepalanya untuk melihat siapa yang berada di belakagnya.

Ternyata Elliot. Salah satu teman dekatnya yang baru saja keluar dari perpustakaan. Pria berbadan tinggi tersebut tersenyum ke arahnya sambil melangkahkan kakinya mendekat ke Aruna.

Elliot Jackson Hendrawarman adalah seorang pria berdarah campuran Indonesia-Amerika yang dikenal dengan kepribadiannya yang ramah dan mudah berteman dengan siapapun.

Aruna pertama kali bertemu dengan Elliot di tahun keduanya di Cambridge. Saat itu, Aruna yang sedang menghadiri sebuah acara perkumpulan mahasiswa Indonesia di Cambridge, bertemu dengan sosok Elliot yang tiba-tiba mengajaknya untuk ikut berkaraoke. Dan disitulah awal dari pertemanan kedua insan tersebut. Sampai saat ini, Elliot-lah salah satu orang yang Aruna andalkan dikala dirinya membutuhkan bantuan disaat-saat tertentu.

"There you are pretty lady, just finished studying too?" Sapa Elliot sambil tersenyum lebar, menunjukkan lesung pipinya yang tercetak dengan jelas di kedua sisi pipi pria itu.

Aruna membalas senyumnya dan mengangguk, "My brain feels dead already, i don't think i can survive another day studying."

Elliot terkekeh mendengar ucapan Aruna. Pria tersebut lalu mendekatkan dirinya ke Aruna dan menaruh kedua telapak tangannya menangkup wajah perempuan itu, "Then it's time for us to go back home and get some rest. Shall we go now?"

Badai Yang Tak Kunjung BerlaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang