***
June 23rd 2017
Aruna menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu menatap ke luar jendela apartemennya setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh sang ibu. Untuk kali ini saja Aruna sangat ingin kembali ke Indonesia. Ini bukan karena dirinya hanya iseng untuk kembali ke Jakarta, tidak, namun karena kerinduannya untuk berkumpul bersama keluarganya, berada di tempat yang entah bagaimana mungkin terasa lebih seperti 'rumah' baginya dibandingkan New York. Tetapi jangan salah sangka, Aruna sangat menyayangi tante serta om-nya yang telah membantu membesarkan dirinya hingga akhirnya ia dapat hidup mandiri di kota ini.
Pada saat libur musim panas telah tiba, Aruna biasanya akan menghabiskan sekitar satu hingga dua minggu di Cambridge sebelum pulang ke New York. Dalam waktu dua minggu tersebut, Aruna menikmati sisanya waktunya di Inggris bersama teman sekampusnya sebelum akhirnya berpisah untuk kembali berlibur di negara asal mereka masing-masing.
Aruna kembali menatapi ponselnya yang kini telah kembali menyala karena terdapat beberapa pesan yang masuk. Setelah Aruna mengutarakan keinginannya untuk kembali ke Indonesia bulan ini dan mendesak ibunya untuk mengizinkannya, Wulan justru bereaksi dengan memarahi via telepon dan menolak keras permintaannya.
Bahkan ketika Aruna sudah mengatakan bahwa dirinya telah membeli tiket, sang ibu mengancam jika Aruna hendak nekat pulang ke Jakarta, dia akan mengatur seseorang untuk mencegatnya di imigrasi setibanya di Indonesia dan mengirimkan Aruna kembali ke Amerika. Situasi tersebut akhirnya membuat Aruna tidak dapat melawan sang ibu terlebih lagi. Memohon kepada anggota keluarga lainnya untuk memahami keinginannya untuk kembali ke rumah, meski hanya untuk beberapa minggu pun sepertinya juga tak ada gunanya.
Lalu Ayahnya, yang biasanya adalah orang tua yang lebih pengertian terhadap Aruna, kini juga tidak dapat membantu Aruna. Hanenda mengatakan, dengan alasan bahwa dalam posisi mereka—Aruna sebagai anak dan cucu tunggal mereka—bahaya untuk menarik perhatian yang tidak diinginkan yang semakin besar.
Wulan berkali-kali menyuarakan keprihatinannya terhadap status dan keselamatan keluarga mereka, apalagi jika ada pihak yang mempunyai niat buruk terhadap mereka. Hal ini merupakan pengingat serius akan kenyataan yang mereka hadapi, kerentanan yang tersembunyi di balik permukaan kehidupan mereka yang tampaknya biasa-biasa saja. Pada akhirnya Hanenda memihak pada Wulan dan pupus sudahlah harapan Aruna untuk dapat kembali ke Indonesia.
Dan di tengah gejolak emosi terhadap kedua orang tuanya, Aruna sekali lagi menemukan hiburan dari Elliot. Tidak lama setelah mengatakan bahwa dirinya gagal untuk pulang ke Jakarta, Elliot memberitahu Aruna bahwa dirinya kebetulan akan merencanakan liburannya di New York, lebih tepatnya di beach house milik sepupunya di The Hamptons. Dan sebelum pergi menginap di rumah sang sepupu, Elliot memutuskan untuk menghabiskan beberapa hari bersama Aruna di apartemen perempuan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badai Yang Tak Kunjung Berlalu
RomantikAruna dan Bian seharusnya tidak pernah ditakdirkan untuk bersama. Aruna dan Bian seharusnya tidak pernah dipertemukan dari awal. Dengan hubungan yang dibangun oleh campur tangan kedua orang tua mereka, kini Aruna dan Bian mau tak mau harus mengikat...