Camping!

96 14 2
                                    

Sagara keluar dari mobil bersama Jean yang mengenakan topi berwarna biru dan kacamata hitam. Parah! Ketampanan pria itu meningkat berkali-kali lipat. Sementara itu, Yutha, Steven, Zack dan Nichole datang menyusul bersamaan. Dan Evan, dia yang paling terlambat datang. Datang menggunakan venom, saat menemui sahabatnya yang sudah menunggu di depan bus, Evan dengan menggunakan kaos putih, dilapisi kemeja kotak-kotak hitam serta celana hitam panjang, juga mengenakan beanie coklat.

Wajahnya yang kecil, tampan juga lucu menjadi satu. Evan menjadi pusat perhatian. Setiap langkah pria dengan tas untuk camping itu menjadi buah bibir para siswi lantaran Evan begitu berkharisma. Kharisma penguasa DHS tidak terbantahkan.

Evan disambut baik oleh sahabatnya. Bahkan sampai bertos ria. "Evan, datang juga lo," Jean juga memberikan pelukan. Berganti dari Jean, Yutha dan yang lainnya.

"Lihat, Van, Jean udah persiapan gitar buat malam api unggun," Nichole menunjuk tas gitar yang ada di dekat bus. Jean malas untuk menyampirkan di bahu karena lumayan memakai tas berukuran besar. Dia akan memainkan gitarnya saat perjalanan menuju Bogor.

Evan melirik sesaat, tak lama dari itu Pak Tomo, selaku pemimpin acara hadir dan mengarahkan murid-murid kelas 3 untuk berbaris tertib. Berhubung kelas Evan dan kelas Alea bersebelahan, Evan tak menyangka bahwa gadis yang berada di sampingnya di bagian depan mereka berdua berbaris bersamaan antara kelas 3 dan 4. Namun, tak ada dari mereka yang saling curi pandang. Fokus mereka benar-benar mengarah pada Pak Tomo yang ada di depan sana.

Juga, Pak Tomolah yang mengarahkan para siswa berurutan masuk ke dalam bus sesuai kelas mereka masing-masing. Dan tak lupa barang-barang bawaan mereka jangan sampai ada yang tertinggal.

Ketika akan bergiliran masuk ke dalam bus, barulah keributan antara kelas Evan dan Alea terdengar. Alea yang akan pergi masuk ke dalam bus lebih dahulu, menoleh melihat ke arah pria di sampingnya. Seolah seorang pacar yang pamit kepada pasangannya. Hal itu dinotice oleh banyaknya sahabat Evan. Evan sendiri menatap Alea dalam diam. Sayangnya, tak ada percakapan di antara mereka berdua.

"Alea, ayok!" ajak Bebby. Alea mengangguk. Dia pun menyudahi aktivitasnya tadi. Pergi masuk ke dalam bus.

Jean yang berdiri di samping Evan di sisi lain itu berdeham. Evan pun kembali ke posisi. "Serius amat ngeliatin doinya," oceh Jean.

Evan tak menyahut apa-apa. Pandangannya masih memantau Alea sampai benar-benar gadis itu duduk di dalam bus. Dan terlihat, dari kaca jendela gadis itu sudah duduk. Alea kembali menoleh. Namun, kali ini Evan membuang fokusnya. Entah kenapa dia melakukan itu.

"Ayok kelas 12.4 masuk ke dalam mobil. Tolong tertib duduk dengan teman sebangku."

Semua kelas pun sudah masuk ke dalam bus masing-masing. Beberapa menit sebelum berangkat, di dalam bus tidaklah pernah sepi terkhusus bus Evan sendiri.

Seseorang siswa dengan gamblang menyeletuk. "Evan, Evan ayok nyanyi. Vokal dia tuh bagus!" serunya.

"Iya, bener banget. Evan harus nyanyi. Biar gak gabut!"

"Bener-bener. Evan nyanyi. Evan nyanyi!"

"Van," sebut Jean. Evan tak memberi respon. Tapi, dia mengambil gitar Jean yang memang sedang menganggur.

"Lagu Kpop coba!"

"Evan suaranya mirip sama Heeseung Enhypen," ucap seseorang perempuan, teman sekelasnya. Siapa lagi itu? Evan tak mengenal pria bernama Heeseung itu. Dia tahu musik, tapi untuk Kpop, Evan belum menyelam kedalamnya.

"Hm, lagu Kpop, lo tau Van?" ucap Nichole.

"Lagu Dots?" kata Evan, kalau drama Korea yang satu itu, Evan hatam betul.

I'll be Better with You (Lee Heeseung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang