Satu, dua, tiga, empat, li... tunggu? Di mana Alexa?
"Alea, di mana Alexa?" ucap Bu Betty. Melihat biasanya Alea sering kali bersama empat temannya. Sekarang hanya ada Dinda, Enzy dan Bebby.
"Oh itu, Alexa demam. Dia milih istirahat saja di tenda."
"Demam? Parah atau tidak? Kenapa tidak segera lapor? Apa sudah minum obat?" Bu Betty panik.
"Sudah, kok, Bu. Alexa cuma butuh istirahat," kali ini Bebby yang menyahut. "Sudah disuruh ke UKS, tapj dia tetap milih di tenda," jelasnya.
"Baiklah. Ibu akan segera cek ke tenda nanti."
"Oke anak-anakku, pagi ini berkumpulnya kalian semua di sini. Kita semua akan jalan pagi bersama. Mengikuti arah rute yang sudah ditentukan. Dan tolong agar tidak pergi ke rute lain karena akan berbahaya. Jangan berpencar. Selalu pastikan teman-teman kalian selalu bersama."
"Mengerti semua??"
"Mengerti!!"
"Oke, ayok ikuti Pak Tomo. Baris yang rapi."
"Jangan ada yang keluar jalur anak-anakku semua!"
Di saat semua sudah berjalan. Seseorang laki-laki melamun mendengar Alexa sakit. Entah kenapa ingatannya kembali pada momen di mana dia membantu Alea dan sahabatnya mendirikan tenda. Lelaki itu mengingat kalau dia sempat berinteraksi juga dengan gadis blasteran itu.
"Zack, lo gak apa-apa?" tanya Sagara.
"Gar, ikut gue sebentar," ujar Zack. "Ada apa?" tanya Steven.
"Steven, you can go with the others. Gue ada urusan," ucap Zack.
"Zack?" ucap Evan. "Gue ada urusan," dia menarik tangan Sagara.
Berhenti. Dia berbicara kepada Steven sebelum berangkat. "Stev, lo ada obat demam?"
"Ada. Ambil ajah di tas. Buat apa? Zack sakit?" ucap Steven.
"Okey, thanks." Tak menyahut pertanyaan Steven. Zack terburu-buru kembali ke tenda diikuti Sagara.
"Ayok cabut!" instruksi Evan. Yang lain mengangguk. Sepertinya, Zack... Zack? Apa Zack sedang...?
"Van," sebut Yutha. "Hm," dehamnya. "Apa lo sepemikiran sama gue tentang Zack?"
Evan dan Yutha menoleh. Keduanya mengangguk seraya tersenyum tipis. Di belakang Evan dan Yutha, Jean dan Nichole juga Steven membicarakan hal yang sama.
"Zack suka sama Alexa?" Steven langsung berbicara. Dan itu mengundang perhatian teman-temannya yang lain. "Gue rasa gitu," ucap Jean. "Ya, nggak?" Jean menyikut tangan Nichole. "Kayaknya. Ketebak, sih. Ngapain coba dia repot-repot minta obat buat dikasih ke cewek itu? Ya kan?"
"Gila, diam-diam Zack nyimpan perasaan," ujar Jean. "Lo juga sampe sekarang gak nyatain perasaan lo," sedak Nichole. "Yeh, gue beda cerita."
"Apa bedanya?" ucap Yutha. "Ya gue kan udah bicara sama kalian, kalau Zack belum. Orang lain juga ada yang nyimpan perasaannya buat cewek lain. Padahal dia juga perhatian gitu," kata Jean. "Siapa?" ucap Steven.
"Lo pikir ajah sendiri," ujar Jean. "Oh, gue tahu," ujar Nichole, peka.
"Van, lo diam-diam ajah?" ucap Jean. "Gue harus salto?" ucap Evan.
"Kalo lo mau, ya, silahkan," sahut Jean. Evan memutar bola mata. Menyebalkan sekali. "Lo gak nyimpan sesuatu kayak Zack kan, Van?"
"Apa?" ucap Evan. "Tuh, Zack, tahu-tahu nyamperin Alexa ke tenda."
"Ya, urusan Zack sama gue apa hubungannya?"
"Ya, kali lo juga nyimpan rahasia. Semalam kan lo lama sama Alea," kata Jean. Perasaannya masih ada yang janggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Better with You (Lee Heeseung)
Teen FictionIni tentang kisah Evan Antonio yang terpaksa hiatus dari boyband lantaran dia diselingkuhi pacarnya saat anniversary, hubungannya kandas di acara musik usai selesai perform. Terrific. Ya, dia adalah ketua dari boyband tersebut. Tapi, itu tidak lagi...