DO YOU LIKE HER?

239 18 4
                                    

Perlakuan yang berbeda mengarahkan aku kepada perasaan yang berbeda juga.

***

Fakta bahwa Evan banyak fans bukan karena dia pria tampan atau bahasa kasarnya menang tampang doang. Tapi, memang dia punya bakat alami dengan suara yang merdu, lembut dan enak didengar. Siapapun akan terpesona akan hal itu. Ah, memuji apapun yanng ada pada diri Evan tidak akan pernah ada habisnya.

Selepas bercermin, menarik kunci di atas nakas, ia pun pergi dari kamar seraya membawa tas di bahu kanan. Baru beberapa langkah menuruni anak tangga ponsel di dalam saku celananya bergetar cukup lama. Menghela napas, Evan merogoh benda pipih itu dari saku. Nichole, lelaki itu ternyata menghubunginya. 

Sambil menuju garasi, Evan mengangkat telepon. Dia pun masuk ke dalam mobil, berbicara mengenakan earphone. Pria berambut hitam itu kira sesuatu hal penting atau mendesak tengah terjadi, ternyata Nichole hanya memintanya menjemput. Sahabatnya itu mendadak malas membawa mobil. Evan pun mematikan telepon sepihak dan memutuskan untuk menjemput. Tidak apa, itu tidak jauh. Lagi pula itu searah dengan jalan ke sekolah. Ini lah, ini salah satu faktor kebaikan mantan ketua Terrific juga. Dia mungkin terlihat tak banyak bicara, tapi cara dan aksinya yang membuat orang lain jatuh cinta terhadapnya. 

Kemacetan di jalan bukan halangannya. Sementara Evan menjemput, Nichole tengah berbaring di atas sofa, sialan memang. Tak lama, ibundanya datang dengan mengenakan pakaian rumahan. Itu adalah ciri khas Ibu dari cowok blasteran Sunda-Jepang itu. 

"Nichole, atuh kunaon masih ti imah?"

"Geus atuh mangkat!"

"Ieu teh mau mangkat, nunggu Ethan sebentar," jawab Nichole. "Duh, si kasep teh mau ke sini?" 

"Hm, seneng kan? Evan udah lama gak ke sini," ujar Nichole. "Seneng dong. Gimana kabar Evan?"

"Ibu tanya ajah anaknya nanti. Paling bentar lagi sampai," jawab Nichole. Ibu Nichole pun merapikan rambut, bergaya seolah akan dilancongi pacar baru. Benar-benar, Evan dicintai segala macam usia. Nichole geleng-geleng, untung saja Evan sudah terbiasa dengan tingkah laku Ibunya. 


***



"Seriusan karena cewek baru itu?"

Zack mengangguk, "maybe," tutur Zack. "Yang ditolongin Evan itu?" sahut Steven. "Ya, dia sekolah di sini."

"Wah gila!" kejut Steven, dia menutup mulutnya segera. "Evan kemarin kelihatan seneng gitu."

"Bukannya itu takdir?" ucap Steven. "Ck, apa deh, gak usah ngaco," sahut Yutha. 

Yutha, Zack dan Steven masuk ke dalam kelas bersamaan. Tak lama, cowok dengan wajah datar, si paling ice skating datang seorang diri. "Lo gak sama Jean?" tanya Yutha. "Nggak," jawab Sagara singkat. "Jean gak hubungin gue," sambung Sagara. 

"Tapi, gimana sama mobil dia?" Steven menyambung. "Dia-" Steven belum selesai berbicara. Jean lebih dahulu datang dengan suara lantang. 

"HAI GUYS! What's up, Man?" 

Tolong sadarkan Jean untuk tidak SKSD. Pasalnya, dia merangkul bahu seseorang yang bahkan tidak dekat dengannya. "Jean, lepasin gue."

"Oh sorry."

"Hahaha," sahabat Jean tertawa kompak. Sementara itu, mereka lupa kalau sebelumnya tengah membahas Evan dan perempuan yang tak lain adalah siswi baru di DHS. Baru-baru ini nama Alea menjadi trending topic lantaran gadis itu memiliki pesona memikat dan menjadi primadona di kelas MIPA 4. Di kelas yang berdampingan dengan kelas Evan. 

I'll be Better with You (Lee Heeseung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang