He is Ate

65 8 10
                                    

Ruang seni masihlah sepi. Sahabatnya yang lain pun belum ada yang datang. Dia bosan, sebelum mendaratkan dirinya pada kursi, lelaki itu meraih gitar. Memetik dengan asal-asal. Ruang sebesar itu, sendiri dan hanya ada sepi.

Bosan main gitar. Dia mengambil microphone. Tes... Tes... Tes....

Mulanya, dia hanya bingung dengan apa yang ingin dia lakukan. Akhirnya, Evan Menggunakan microphone tersebut untuk bernyanyi. Dari yang hanya sebait dua bait lirik. Sampai akhirnya dia ingin menyanyikan lagu dari JVKE - This is what falling in love feels like.
Dia tampil bernyanyi dengan penuh percaya diri. Lagu kesukaannya. Dengan nada tinggi yang melangit, yang belum tentu dapat dilakukan dengan penyanyi lain. Namun, Evan Antonio bisa lakukan. Cengkok khasnya sangatlah sulit ditiru. Hanya dirinya yang bisa lakukan. Saat bernyanyi dia dapat begitu menyampaikan pesan dengan sangat apik. Dia senang menikmati lagu seorang diri.

Sayangnya tidak ada yang perhatikan saat ini, oh, tidak, di penghujung lagu seseorang membuka pintu ruang seni. Dan disusul yang lain ikut masuk ke ruang itu. Evan sontak terkejut. Namun, kali ini dia tak berhenti. Dia tak ragu untuk melanjutkan lagu sampai selesai. Bahkan, dia berani melakukan kontak mata dengan para siswa. Sembari menyanyi, senyumnya turut terbit. Badannya turut bergerak ke sisi kiri, juga kanan.

Tak lama, keenam sahabatnya ikut hadir di sana. Mereka menganga tak percaya.  Saat menerobos keramaian, berdiri paling depan menyaksikan Evan bernyanyi tanpa kendala.

Sungguh, dia adalah definisi manusia mendekati sempurna. Meski, manusia sempurna itu tidaklah ada.

"i-ini beneran Evan sahabat kita?" Yutha mengusap mata beberapa kali.

Jean mencubit pipi Yutha sekilas. Namun, Yutha sempat mengaduh sakit. "Ini bukan mimpi."

"Iya, itu Evan, Ta. Evan Antonio, sahabat kita. Ketua boyband Terrific."

"Emang udah bisa dikonfir kalau Terrific bakalan kembali lagi?" ucap Steven.

"Secepatnya," Zack menyahut.

"Oh... Oh... Oh... Falling in love."

Evan menyudahi lagu tersebut seraya membungkukkan badan ke arah para pendengarnya. Sontak terdengar tepukan tangan gemuruh riuh.

Tak ada yang tidak kagum. Bahkan, gadis yang baru masuk itu mendengar suara penutup dari Evan sampai speechless. This is so great! He is ate!

Evan Antonio, dia membuat ruang seni seakan tengah menonton konser solo gratis.
Itu bukan Evan Antonio yang hanya murid dari DHS. Tetapi, Evan Antonio yang merupakan pemimpin Terrific. Ya, dia seperti kembali menjadi seorang pemimpin dari boyband tersebut. Jiwanya begitu melekat dengan musik. Dia mampu dan selalu cocok pada tiap genre lagu. Tak perlu khawatir. Nada tingginya oke bukan main. Nada rendah jangan diragukan. Dia membawakan lagu dengan gayanya. Tidal sekedar tubuhnya yang bisa mengikuti irama, hatinya pun ikut bersenandung. Semua. Semuanya bisa dia lakukan.
-Kecuali, belum bisa dimiliki--Alea. Ya, Alea hadir di sana.

Bukankah, ini sudah jadi pertanda kalau apa yang mereka nanti-nantikan bahwa Terrific benar kembali ke panggung hiburan itu akan jadi hal yang nyata? Mereka hanya menunggu sosok yang berdiri di depan itu membuka suara. Mengkonfirmasi akan kebenaran itu.

Evan berdiri tegap dengan memegang microphone. Lelaki itu diam sejenak tanpa berkata, namun bibirnya tersenyum.

Bukan untuk seluruh siswa di ruang itu. Senyum yang dikhususkan untuk seseorang yang berdiri di tengah keramaian. Seorang gadis dengan rambutnya digerai indah. Bukan, ini bukan Violet, melainkan gadis cantik yang memiliki adik angkat begitu banyak. Dia adalah gadis cantik yang kuat yang tinggal di panti asuhan. Jika saja ada lighting di sana, sorot cahaya itu tahu mengarah ke mana. Ya, yang tengah Evan perhatikan dari posisinya itu adalah Alea Alora Daisy.

I'll be Better with You (Lee Heeseung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang