"Ke mana lo?" tanya Sagara. "Cabut," ujar Evan."Steven lagi sakit dan lo mau cabut?" Jean emosi. Dia yang sedang duduk pun jadi bangkit dari posisinya.
Evan dengan almamater di tangan kanan itu diam. Membiarkan para sahabatnya berbicara.
"Parah lo! Lo nggak care banget kalau gini," celetuk Jean. "Je, Evan barang kali ada urusan," Yutha menaruh tangan di bahu Jean. "Lo bela dia, Ta?" ucap Jean, iri.
"Bukan gitu. Biarin Evan pergi. Nanti juga dia ke sini lagi," ujar Zack.
"Benar, benar yang dikatakan Zack," Yutha setuju.
"Lo semua kebiasaan selalu membiarkan Evan bertindak ini-itu!" kesal Jean.
"Jean!" Zack, itu suara Zack. "Lo pergi ajah, urus-urusan lo," suruh Zack. Evan mengangguk singkat. Dia benar-benar pergi tak menggubris amarah yang lain. Bukan dia tak peduli. Tapi, ada sesuatu mendesak yang harus dia urus juga.
"Dia makin ke sini makin egois!" geram Jean. Jean menepis tangan Yutha. Yutha menjauhkan tangannya dari bahu Jean. Lelaki itu kemudian duduk lagi di kursi.
"Gue ngerasa dia mulai nggak peduli sama kita-kita semenjak kenal si Alea-Alea itu. Steven sakit kenapa dia malah pergi?"
"Je, lo bisa kan diem dulu?" ucap Yutha. "Evan keterlaluan Ta!" sahut Jean.
"Ini Steven! Steven sahabatnya! Sahabat kita! Sekarang dia malah pergi nggak tahu mau apa dan ke mana! MUNGKIN PERGI BERDUAAN SAMA SI ALEA!" di ujung kalimat, Jean berteriak marah.
"Lo semua bisa nggak sih nggak ribut? Lo belum denger juga kan Evan mau ke mana? Dia pasti pergi karena ada urusan penting." Zack tidak ingin mereka semua salah paham tentang Evan.
"Lo pikir Steven nggak penting?" tanya Jean.
"Ini karena lo dan Evan lebih dekat, jadi lo selalu ada di pihak dia."
"Lo nggak seharusnya terus-terusan membela Evan, Zack," ucap Sagara sembari menyilangkan tangan di depan dada bidangnya. "Steven sakit, tapi Evan...," Sagara tak melanjutkan kalimatnya. "Lo bisa pikir sendiri," lanjutnya.
"Gar, gue nggak ngebela dia. Gue hanya ingin kalian gak salah paham ajah," tutur Zack.
"Lo kalau mau cabut juga, cabut ajah dari sini," Nichole yang sedari tadi diam pun karena terlalu terkejut Steven masuk ke rumah sakit akhirnya bersuara. Pria itu masih berdiri bersandar pada dinding dengan kedua tangan menyilang di depan dada.
"Gue dari tadi di sini buat temenin Steven. Lo nggak berhak usir gue," ujar Zack. "Gue jadi takut lo dan Evan lebih banyak mikirin cewek," seloroh Nichole.
"Maksud lo apa bilang gitu?" Zack pergi menghadap Nichole.
"Zack, Nichole," sebut Yutha.
"Tenangin diri kalian. Steven lagi sakit, kalian malah sibuk berdebat," ujar Yutha. Zack mundur. Dia mendengarkan apa yang Yutha katakan.
"Gue nggak tahu apa yang terjadi sama kita semua, kenapa makin ke sini, kita semakin nggak sejalan," keluh Sagara.
Diam. Mereka merenungi apa yang Sagara ucapkan. Pasalnya, ada benarnya yang dikatakan cowok dingin itu.
"Zack kalau lo tahu kenapa Evan kayak gitu. Lo bisa cerita ke kita," ujar Sagara. "Gue nggak ada hak, Gar. Biar Evan yang cerita ke kalian," sahut Zack.
'Apa Evan pergi ada kaitan sama orang tuanya?'
***
"Evan?" Alea bangkit dari duduknya. Dia memang sedang menunggu lelaki bertubuh tinggi itu. Dia juga yang menyuruh lelaki itu datang. Dan Evan benar-benar datang ke rumah sakit menemuinya. Lebih tepatnya untuk menemui seseorang gadis kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Better with You (Lee Heeseung)
Teen FictionIni tentang kisah Evan Antonio yang terpaksa hiatus dari boyband lantaran dia diselingkuhi pacarnya saat anniversary, hubungannya kandas di acara musik usai selesai perform. Terrific. Ya, dia adalah ketua dari boyband tersebut. Tapi, itu tidak lagi...