"Lo sendiri, gimana soal Sagara?"
"Sagara, haha, ngaco. Gue nggak suka."
Mungkin dia bisa bilang seperti itu, tetapi Evan yakin kalau kedepannya ada something pada mereka berdua. Tidak ada yang tahu juga kan perihal hati seseorang.
"Alea!"
"Gue pergi."
Evan terburu-buru pergi lantaran melihat seorang gadis tak jauh dari posisinya tengah kerepotan membawa kumpulan buku. Dia meninggalkan Violet. Alea memang membutuhkan bantuan. Dari posisinya, Violet bisa melihat jelas kalau Evan sudah menemukan dunia barunya. Gelagat lelaki itu sangat terbaca jelas.
"Mereka keliatan cocok." Setelah mengatakan itu, Violet memilih pergi. Tak ada lagi yang perlu dia perjuangkan. Seseorang di masa lalunya itu sudah melihat ke arah lain. But, bagi Violet it's okay.
Sementara itu, setumpuk buku paket yang begitu tebal sudah pindah tangan. Evan mengambil alih tugas Alea.
"Kenapa nggak minta bantuan gue?"
"Aku bisa sendiri kok."
"Bukan masalah bisa atau nggak, gue gak ingin liat lo bawa sesuatu yang berat."
"Tadi kamu sama Vio-"
"Gue cuma bahas Sagara. Gak lebih."
Evan kok tahu dia ingin bertanya apa?
"Harus gue ingetin berapa kali. Gue dan dia udah gak ada apa-apa. Dan gue pikir Vio lagi ada sesuatu sama Gara. Udahlah jangan dibahas. Gue gak mau salah paham."
"Aku cuma nanya loh."
"Nanya tapi kayak yang cemburu gitu."
"Buat apa aku cemburu?"
"Iya lo nggak cemburu," jawab Evan cepat.
Padahal, memang cemburu. Sedikit, kok.
"Hak kamu mau berteman sama siapapun," tutur Alea. Dia tak mau jadi seseorang yang begitu protektif, terlebih Alea harus ingat bahwa dirinya dengan Evan adalah sebatas antara idol dan fans. Yang kebetulan memiliki frekuensi nyaman yang tinggi.
"Le," sebut Evan. "Iya?"
"Gimana caranya memaafkan seseorang yang udah buat kesalahan fatal dalam hidup kita?"
Ada apa lagi ini? Kenapa sedari kemarin Evan sering kali menjebaknya pada pertanyaan yang dirasa butuh waktu lama untuk berpikir.
Alea jadi ingat soal Evan yang bertanya perihal kenapa dia masih mau bertahan berteman dengan Evan?
Kala itu, Alea hanya menjawab sebisanya saja.
"Nggak seharusnya seorang Evan Antonio mempertanyakan hal seperti itu. Evan, bahkan orang jahat sekalipun membutuhkan teman di sisinya. Terus kenapa aku harus menjauh hanya karena bokap kamu melakukan kesalahan. Lagi pula bukan kamu yang melakukan itu."
Beberapa saat Alea terdiam. Bingung respons apa yang baik untuknya. Bahkan, dia sendiri sulit dalam hal tersebut.
"Lo gak tahu mau jawab apa?"
Karena, Alea sendiri belum bisa memaafkan sang ayah. Ayahnya, perannya saja sudah lama tak dia dapatkan. Nafkah? Apa itu nafkah? Semua biaya hidupnya di tanggung dari panti.
"Kamu gak bisa tanya itu ke aku. Aku sendiri bukanlah orang yang mudah memaafkan."
"Gue... Gue sempat ketemu papa setelah pulang dari panti."
"Iyakah?"
Faktanya, kedua insan berlawan jenis itu sama-sama memiliki masalah dengan ayah kandung mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be Better with You (Lee Heeseung)
Подростковая литератураIni tentang kisah Evan Antonio yang terpaksa hiatus dari boyband lantaran dia diselingkuhi pacarnya saat anniversary, hubungannya kandas di acara musik usai selesai perform. Terrific. Ya, dia adalah ketua dari boyband tersebut. Tapi, itu tidak lagi...