Jealous : Alea and Sagara

33 4 2
                                    

Guys, sebelum baca part ini, btw aku mau nanya kalian line berapa sih? Baca ini tahu dari mana dan kenapa mau baca??

Jangan lupa play musiknyaaaa. Biar makin kena!


***




"Ternyata lo di sini." Dia menemukannya.

Setelah sempat mencari di mana gadis itu pergi, dia menemukan gadis itu terduduk di dekat rak buku, di perpustakaan seorang diri. Dengan kedua kaki tertekuk. Dia menunduk dan terdengar suara isak tangis.

Sagara berjongkok untuk menyamakan posisi, mengeluarkan sapu tangan berwarna biru tua. "Gue harap ini berguna."

Hiks.

Meski malu dan ragu, dia mengangkat pandangan. Di depannya ada Sagara yang tengah menyodorkan sapu tangan. Air mata di wajahnya terlihat mengalir di wajah.

"Terima kasih," Alea akhirnya mengambil sapu tangan pemberian Sagara. Mengusap perlahan air matanya, meski terlihat membekas di matanya yang merah. Alea tetap terlihat cantik.
Menoleh ke sini kanan dan kiri, Sagara justru ikut duduk berhadapan dengan Alea.

"Kenapa kamu ke sini?" ucap Alea.

Sagara terdiam. Bibirnya mengatup rapat.

"Bukannya kelas seni sebentar lagi mulai?"

"Lo sendiri, kenapa pergi?" tanya Sagara.

Sagara tidak pernah mengambil langkah seperti ini. Tetapi, nalurinya yang membawanya untuk melakukan hal tadi. Mencari Alea dan memberinya sapu tangan.

"Maafin sahabat gue," ucap Sagara tulus. Entah dia datang karena tak enak hati akan perlakuan Evan kepada Alea, atau memang ada hal lain yang membuatnya harus menemui Alea.

"Kenapa kamu minta maaf?" ucap Alea. "Bukan salah kamu atau siapapun," Alea menatap sapu tangan yang digenggam. "Aku bakalan kembaliin ini nanti."

Alea memilih bangkit. Tak ingin berlama-lama dengan Sagara agar tak membuat orang yang melihat mereka salah paham.

"A-aku harus pulang." Kata Alea berpamitan.

Sagara lantas berkata, "kelas sebentar lagi mulai. Dan lo mau pulang cuma karena lo ngeliat hal yang seharusnya gak lo liat?"

Deg.

Lalu, apa Alea harus hadir di antara ruang yang membuatnya terasa sesak itu? Berada di antara- aku- kamu dan masa lalu- itu mustahil. Alea tidak sanggup. Tidak bisa!

"Aku harus pulang," pamit Alea bergegas.

"Lea," sebut Sagara.

Alea menoleh. Apa lagi yang akan dikatakan cowok itu? Kenapa harus Sagara yang datang? Kenapa bukan Evan? Apa dia terlalu berharap?

***


"Gar." Sebut Zack.

"Gue pikir lo pulang-" ucapan Nichole terhenti kala Sagara datang bersama Alea di belakang. Memang Sagara sempat mengejar Alea. Tetapi, tak berekspektasi akan kembali berdua.

Di ruangan seni tiba-tiba terasa mencekam. Ini bukanlah film horor. Namun, seakan-akan melihat Sagara dan Alea datang ke ruang seni bersama menjadikan ruangan itu lebih menegangkankan. Beberapa berbisik ada apa dengan Sagara dan Alea? Lalu, mereka melihat ke arah Evan dan Violet yang terlihat duduk berdua. Evan memang terlihat memasang wajah datar. Namun, bukan berarti tak ada yang terjadi dalam hatinya. Terlebih Alea datang bersama sahabatnya, Sagara.

"Duduk," Sagara menarik satu kursi untuk Alea. Alea mengangguk seraya berkata, "terima kasih."

"Harusnya aku yang di sana."
"Dampingimu dan bukan dia."

I'll be Better with You (Lee Heeseung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang