Bab 8💫

105 9 0
                                    

"sialnya aku, dirimu selalu muncul dalam pikiranku"

Rafka Alvero
_______________________________


Setelah sampai rumah akhirnya Friksa pun memarkirkan di garasi lalu mengendap-endap masuk ke dalam rumah agar tidak ketahuan oleh keluarganya karena dia telat pulang karena ada kendala sedikit namun niat itu pun nihil karena ada ayahnya yang sedang berada di ruang tamu sambil menatap laptop nya itu dan setelah Friksa pun masuk ke dalam kemudian ayah nya pun melirik lalu berdehem.

"Hm .... Bagus anak cewe pulang nya malam," ayahnya pun berbicara sambil menatap laptopnya namun ayahnya tau bahkan Friksa sedang berdiri di ambang pintu.

Kemudian Friksa yang mendengar itu pun sontak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu menampakan cengiran kuda nya dan lalu dia menghampiri ayah nya.

"Hmm, bunda kemana yah?"

Friksa pun memutar arahkan percakapan.

"Bagus ya, ayah bertanya sama kamu malah kamu mengganti percakapan,"

Ayahnya pun sesekali melirik Nara yang sedang tersenyum kikuk.

"Hehehe, maaf yah Friksa tadi ada kendala ban bocor motor Nara kempes,"

Setelah mendengar itu sontak ayah nyah pun langsung kaget dan bertanya kepada Friska

"Wah really? Tapi kamu gapapa kan kenapa gak nelpon ayah Aja nanti Ayah akan menelpon suruhan ayah untuk menjemput kamu,"

Ardi pun berbicara panjang lebar.

"Friksa baik-baik aja yah, tadi ada yang nolongin Friksa sih makanya Friska bisa pulang,"

Mendengar penuturan Friksa pun Ardi menyeritkan sebelah alisnya. "Siapa? Cowo kah,"

Seketika Ardi tau bahwa yang menolong nya adalah lelaki.

"Eh, dari mana ayah tau?"

Yang di tanya itu pun sontak tersenyum.

"Jadi benar yang membantu kamu itu lelaki,"

Sontak Friksa pun terjebak dalam pertanyaan ayahnya dan akhirnya dia pun mendunduk dan mengangguk.

"Siapa dia pacar kamu? Jadi mau keluar itu mau bertemu pacar gitu," Ardi pun bertanya mulai serius.

"Eh bukan, yah dia buka pacar Friksa lagian Friksa juga baru tadi bertemu,"

Ardi pun mengangguk-ngangguk "kamu yakin? Dia bukan pacar kamu,"

"Bukan lah, Friska gak punya pacar ya yah,"

Ardi pun terkekeh. "Lagian jika kamu punya pacar ayah gak masalah,"

"Ayah serius," lalu Ardi pun mengangguk.

"Namun dia harus siap ayah beri pelajaran,"

Seketika Friksa yang tersenyum pun langsung luntur.

"Yahhh, itu mah sama aja yah lebih baik Friksa gak punya cowo seumur hidup dari pada di kasih pelajaran sama ayah yang tidak ada salah apa-apanya,"

Ardi pun tertawa renyah, membuat Nara menyeritkan sebelah halisnya.

"Kenapa ayah tertawa? Emang pertanyaan Friska lucu,"

"Tentu saja, kamu tidak mendengar perkataan ayah dulu main potong saja,"

Friska yang mendengar penuturan ayah nya pun langsung nyengir kuda

"Maksud ayah, kamu boleh pacaran asal laki-laki itu mau bertanggung jawab menjaga kamu dan yang terpenting jangan terganggu waktu belajar kamu dan jika laki laki itu nyakitin kamu ayah tidak akan segan-segan memberinya dia pelajaran,"

DIFFERENT TWINS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang