"perbuatan jahat memang senang di lakukan namun, mempengaruhi kehidupan yang menjalaninya"
Dewi Amora
______________________________Kemudian Rafka pun akhirnya menuju kamar meninggalkan orang tua nya dan kemudian ia pun menggibahi anak sendiri.
"Anak itu, selalu saja begitu," ucap ayahnya kepada istrinya.
Kemudian istri nya pun terkekeh mendengar penuturan suaminya itu.
"Kamu gak sadar diri mas, dulu kamu juga begitu terkenal dingin."
Mendengar penuturan istrinya membuat ia pun memerucutkan bibirnya.
"Sayang, jangan sama kan aku dengan anak itu yah aku sedikit dingin tapi dia dingin luar dalam."
Mendengar penuturan suaminya membuat ibu nya Rafka pun akhirnya tertawa. "Makanya kamu jangan dingin, nah kan jadi turun ke anak kita karena gen nya turun dari kamu."
Mendengar penuturan istrinya ayah Rafka pun akhirnya menghela nafas panjang.
"Kamu benar, tidak papa karena ketampananya pun turun dari aku tentunya," ucap nya sedikit narsis.
Mendengar penuturan suaminya membuat ibunya Rafka pun memutar bola mata malasnya.
Kemudian mereka pun tertawa bersama-sama akhirnya.
Di kamar Rafka sedang merebahkan dan ia ingin pergi keluar untuk jalan-jalan dan ia pun bergegas menuruni tangga.
Dan ketika ia ke bawah tidak ada siapa-siapa dan kemudian ia pun bergegas untuk keluar dan menaiki motornya lalu menyusuri malam hari.
📌Di malam hari Friska sedang ke toko bunga untuk memilih berbagai bunga untuk makanya, dan akhirnya terdapat Rafka yang sedang masuk ke toko bunga juga membuat Friska membelalak kaget.
Kemudian Rafka pun melihat Friska yang sedang meliriknya lalu memilih untuk mendekati Friska.
"Friska, Beli bunga lagi Lo?" Sapanya.
Kemudian Friska pun mengangguk. "Ah iya, gue beli bunga lagi! kenapa?"
Membuat Rafka pun menggeleng. "Nggak!! Btw Kaka Lo jika gak pake kecamata mirip ya sama lo."
Ucapan Rafka membuat Friska gelagapan. "Em, namanya juga kembar, lo ada-ada aja!"
Kemudian melihat jawaban Friska membuat Rafka pun mengangguk.
"Lo bener juga dan tumben! Kaka Lo gak ikut?."
Mendengar penuturan Rafka membuat Friska pun menggeleng.
"Gak, gue lebih suka sendirian."Kemudian Rafka pun mengangguk lalu bertanya kembali kepada Friska demi berlebih lama lagi dia berbicara.
"Lo sibuk? Kalo nggak gue mau ajak Lo jalan, gimana?"
Kemudian Friska pun membelalak kaget lalu ia pun membuka suar. "Sorry Raf, gue buru-buru kapan-kapan aja Lo ajak gue jalan, gue pergi dulu ya."
Sebelum itu Rafka pun akhirnya mengangguk dan Friska pun buru-buru pergi dari toko bunga itu
"Gue curiga, itu bunga Lo beli buat siapa, Hm kayanya gue harus ikuti," gumamnya.
Kemudian ia pun mengikuti Friska tanpa sepengetahuan dia, dan di sisi lain Friska pun berdoa agar Rafka tidak mengikutnya.
"Semoga aja dia gak ngikutin gue,"
Kemudian ia pun sampai di rumah sakit dan seketika melirik ke kanan ke kiri takut jika Rafka mengikutinya. Namun, ia pun merasa lega karena tidak ada yang mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT TWINS (END)
Teen FictionASLI PEMIKIRAN SENDIRI, NO PLAGIAT🚫 [FIRST STORY] ||END Nara Thalia Violeta Anak pertama dari pasangan Ardi Dan Shena memiliki paras cantik, hidung mancung, bibir pink alami, pipi sedikit cubby, dan bulu mata yang lentik ia juga memiliki adik yang...