"jangan karena cinta harus menghancurkan pertemanan"
Aslan Zifrano
________________________________Dan di sisi lain Raksa yang melihat adegan kemaren malam pun seketika hatinya berlonjak panas melihat Rafka memelik Friska dan di sangka Raksa adalah Nara.
Dan kemudian di pagi hari ini Raksa pun tidak banyak berinteraksi dengan teman-temannya dan dia memilih diam karena perasaan kecewanya belum juga hilang.
Teman-temannya yang melihat bagian pipi Raksa ada sedikit luka sayatan atau goresan sesuatu membuat Rafka pun akhirnya bertanya kepada Raksa.
"Pipi Lo kenapa?" Tanya Rafka dengan penasaran.
Mendengar perkataan Rafka membuat Raksa pun berdecih tanpa melihat ke sumber suara. "Cih, Jangan so care Lo sama gue."
Mendengar penuturan Raksa membuat Rafka pun menyeritkan alisnya. "Maksud Lo apa?"
"Nggak!"
Kemudian Rafka pun akhirnya pergi meninggalkan Raksa yang sedari duduk sendirian tanpa berkumpul dengan teman-temannya.
Kemudian Eza pun akhirnya menghampiri Raksa ia ingin berinisiatif untuk mengajak berkumpul.
"Sa!" Panggil Eza.
Kemudian Raksa pun melirik ke arah Eza dan menyeritkan alisnya.
Melihat pipi Eza lalu tangannya yang di perban membuat Eza pun ingin bertanya ke pada Raksa.
"Pipi Lo dan tangan Lo kenapa?"
Kemudian Raksa pun akhirnya menggeleng. "Luka kecil!"
Kemudian Eza pun menyeritkan alisnya. "Lo serius?"
"Hm."
Kemudian Eza yang mendengar deheman Raksa pun akhirnya mengangguk.
"Lo ikut, kita kumpul!" Ucap Eza sambil melirik ke arah Raksa.
Dan kemudian Raksa pun akhirnya menggeleng. "Lo aja, gue lagi mager."
Mendengar penuturan Raksa membuat Eza pun terheran. "Gak biasanya Raksa ke gini." Batinnya.
Kemudian Eza pun menghela nafas lalu mengangguk. "Oke."
Kemudian Eza pun meninggalkan Raksa sendirian di sana dan kemudian ia pun menatap Rafka dengan penuh rasa amarah.
Dan ketika itu Rafka pun menyadari ada hal lain di dalam diri Raksa.
Kemudian ia pun mendekat ke arah Raksa dan duduk di sebelahnya, melihat Rafka yang duduk di dekat Raksa membuat ia pun berdecih.
"Ck, ngapain Lo di sini?" Tanya Raksa tanpa melirik ke arah Rafka.
Kemudian Rafka pun menggeleng dan angkat bicara. "Lo, kenapa?"
Kemudian Raksa pun tersenyum smrik. "Penghianat ke Lo, harus tau gue kenapa?"
Mendengar penuturan Raksa membuat Rafka pun sedikit berlonjak kaget lalu ia pun kembali bertanya..
"Maksud Lo apa?"
Kemudian Raksa pun berdecih. "Cih, Lo PE NG HI AN AT!" tekan Raksa sambil berbisik ke telinga Rafka.
Membuat Rafka pun akhirnya tersulut emosi. "Maksud Lo apa nuduh gue penghianat! Ada bukti Lo?"
Kemudian Raksa pun terkekeh. "Ck, gue bukan anak kecil yang Lo bohongin, BUKTINYA GUE LIAT DENGAN MATA KEPALA GUE LO TADI MALAM DENGAN NARA KAN?" bentak Raksa membuat semua teman-temannya nya pun akhirnya melirik ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT TWINS (END)
Teen FictionASLI PEMIKIRAN SENDIRI, NO PLAGIAT🚫 [FIRST STORY] ||END Nara Thalia Violeta Anak pertama dari pasangan Ardi Dan Shena memiliki paras cantik, hidung mancung, bibir pink alami, pipi sedikit cubby, dan bulu mata yang lentik ia juga memiliki adik yang...