Bab 17💫

61 3 0
                                    

"aku bermimpi bersamamu dan aku ingin terus bermimpi agar suatu saat bisa jadi kenyataan"

Nara Thalia Violeta
______________________________

Di sisi lain Raksa dan teman-temannya sedang mencari tahu tentang Nara apa sebabnya Nara tiba-tiba terkunci di kamar mandi.

Setelah itu mereka pun melihat rekaman yang ada di sekola, dan akhirnya terlihat bahwa ada siswi yang mengajak Nara ke WC itu dan tiba-tiba muncul lah Shila dan Teman-temannya.

Kemudian Raksa dan teman-temannya membelalak.

"Ooohh jadi dia bilang kerok nya?" Aslan pun mulai berbicara.

Kemudian Rafka pun mulai angkat bicara. "Kita jangan gegabah ini bukti belum tentu kuat,"

Ezi yang mendengar penuturan Rafka pun berdecak. "Ck, belum kuat gimana justru udah kuat ini,"

Kemudian Raksa pun berdehem. "Rafka Bener, kita belum tau siapa sebenarnya dan kemungkinan Shila pelakunya atau siswi yang bersama dia,"

Eza pun mengangguk. "Lo bener juga, tapi yang pasti ada kaitan nya dengan siswi itu,"

"Hmm, kayanya siswi itu terlibat," Radian pun ikut mengomentari.

"Gue curiga, kalo siswi itu suruhan Shila," Raksa pun menjawab.

Rafka pun mengangguk. "Dan jawabannya tentu ada di siswi itu,"

Kemudian mereka pun takjub dengan jenius nya Rafka pantas aja dia di angkat jadi inti ke satu.

"Lo bener, bagaimana kalo kita culik dia biar dia ngaku semuanya," ide Aslan.

"Ide Lo bagus juga, dan kemudian setelah dia mengaku Lo jangan lupa rekam omongan nya biar jadi bukti kuat," Radian pun menimpali.

"Gue setuju," Raksa pun mengangguk.

kemudian mereka pun mengangguk kompak. "Gue denger siswi itu suka sama Lo zi," mendengar penuturan Rafka membuat Ezi pun membelalak.

"Se-serius Lo,"

Kemudian Rafka pun mengangguk.

"Iya sih, namanya Dewi kalo gak salah anak kelas 10," jelas Eza.

"Ck, kenapa Lo gak ngomong dari awal, najis banget gue di sukai cewe kaya dia,"

Kemudian Eza pun memutar bola mata malasnya. "Baru inget sekarang gue,"

Mendengar pernyataan teman-temannya Rafka jadi punya ide.

"Gue tau cara menjebak dia agar mengaku,"

Kemudian mereka pun melirik ke arah Rafka. "Gimana?" Tannya Aslan.

"Kita gunain Ezi buat ngejebak dia setelah itu kita kurung dia sebelum ngaku jangan biarkan lepas,"

Kemudian Raksa pun tersenyum smrik. "Gue setuju,"

Mendengar penuturan Rafka membuat Ezi pun berdecak. "Ck, jadi gue kan yang kena,"

"Ya mau gimana lagi, ini udah tindakan kriminal bukan contoh anak-anak sekolah," penuturan Radian membuat mereka manggut-manggut.

"Lo bener," Eza pun menimpali.

"Oke, gue mau dan ini demi sahabat nya Raksa juga uhuy mulai bucin," sindir Ezi lalu di tatap tajam oleh Raksa.

Kemudian Ezi pun menatap Raksa dan nyengir kuda. "Santai, gue becanda Lo bawaan nya sensi Mulu,"

Setelah itu Raksa pun menetralkan wajahnya, dan Ezi pun bernafas lega aman dari ancaman singa.

DIFFERENT TWINS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang