07. Married?

1.3K 92 2
                                    

"Ayo nikah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo nikah"

"HAH?!" Liam terkejut setengah mati dengan ajakan yang keluar dari mulutnya. Dengan santainya ia mengatakan itu?

"Lo gila ya? Setelah bertahun - tahun gue bisa lupa sama lo, sekarang lo dengan gampangnya ngajak gue nikah? Lo ga merasa bersalah sama sekali? Lo pikir gampang buat gue lupain lo?" Ucap Liam berapi - api akhinya ia bisa mengutarakan isi  hatinya.

"Terserah, lagian lo gabakal bisa nolak" Ucap Kaiza dan meminum se-gelas anggur yang ada di hadapannya.

"Bisalah! Gue gamau nikah sama lo, lagian gue udah punya pacar. Lo pikir gue gatau lo sengaja ngundang gue kesini dengan nyogok Papi dan atasan gue? Gue gatau apa tujuan lo, tapi berhenti disini karena mau gimanapun gua gamau balik sama lo" Kaiza terkekeh kecil.

"Lo ngomong apasih? Gue ngelakuin ini karena Papi lo punya hutang sama gue, dan dia jadiin lo sebagai jaminan. Lo tau artinya apa? Dia ga mampu buat bayar hutangnya, dan ngirim lo kesini buat menuhin jaminannya" Ucap Kaiza dengan wajah datar khasnya sambil terus memandang gelas wine yang berada di tangannya.

"Gausah ngaco, Papi gue ga se-miskin itu buat minjem duit ke lo" Kaiza mengangguk, dan menegakkan tubuhnya lalu meletakkan kedua tangannya yang saling bertaut di atas meja menatap lurus ke mata Liam.

"Lo gatau apa - apa soal beliau ternyata?" Liam mengernyit bingung.

"Perusahan beliau udah bangkrut, dan gue yang gandeng dia buat jadi unit perusahan gue. Gue yang ngasih investasi ke perusahannya biar perusahaan Papi lo jalan, dengan perjanjian balikin uang gue setelah 2 tahun. Tapi dia ga berhasil buat balikin uang gue, dan jadiin lo sebagai jaminan" Liam menjilat bibirnya yang kering, ia masih memproses kata - kata Kaiza dalam otaknya. Mana mungkin Papinya se-tega itu.

"Sebenernya lo ga ada untungnya buat gue, tapi sebagai mantan yang baik.. Gue cuman mau bantu bokap lo aja. Kalo lo nolak, gue bisa minta ganti jaminan dengan rumah mungkin? Atau perusahannya?" Liam bangkit dari duduknya dengan tiba - tiba membuat kursinya berderit kencang.

"Lo bohong! Papi ga mungkin kaya gitu" Kaiza tersenyum kecil melihat Liam membantah ucapannya.

"Lo pikir lo bisa di sini karena gue nyogok papi lo 18M, dan ngasih dia motor? Buat apa? Gue pengusaha Liam, gue gamau rugi cuman buat jaminan yang ga ada gunanya kaya lo" Liam menggertakkan giginya, emosinya benar - benar membludak sekarang. Jadi maksudnya Papinya itu sedang membohonginya?

"Lo bisa balik buat tanya ke Papi lo langsung, tapi mungkin sekarang dia lagi sibuk karena perusahannya hampir bangkrut lagi" Liam berjalan ke arah Kaiza menarik kerah bajunya dengan penuh amarah.

"Maksud lo apa?" Kaiza tersenyum melihat wajah yang menegang sangkingkan marahnya itu.

"Kalo lo ga percaya, coba aja telfon" Liam melepas cengkramannya pada kerah baju Kaiza, dan berlari menuju kamar yang tadi ia tempati itu untuk mengambil ponselnya dan menelfon Papinya.

ADORE YOU 2 [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang