02. Arrive in Wellington

1K 83 3
                                    

"Udah semua?" Ucap Vira sang Manager yang kini tengah memasukkan koper Liam ke dalam mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah semua?" Ucap Vira sang Manager yang kini tengah memasukkan koper Liam ke dalam mobilnya.

"Udah, harusnya" Ucap Liam yang sedikit menguap karena masih mengantuk.

"Lo ga cek lagi? Nanti ada yang lupa awas ya!" Liam hanya mencibik bibirnya dan menggaruk tengkuknya malas menanggapi, ia berjalan meninggalkan Vira masuk ke dalam mobil untuk kembali tidur.

"Seat belt pasang" Ucap Vira yang sudah masuk ke dalam mobil dan memasang seat beltnya sendiri.

"Males, lagian ga bakalan ada polisi jam 4 pagi kaya gini" Ucapnya yang sudah memejamkan matanya bersandar pada kursi. Sedangkan Vira yang mendengar itu hanya menghela nafas.

"Bukan masalah ada polisi atau nggak, kalo ada apa - apa gimana?" Ucapnya sambil melihat kebelakang memundurkan mobil.

"Ya lo yang bener bawa mobilnya, udahalah gue mau tidur" Ucapnya lalu memasang headphonenya, Vira hanya meliriknya dan menggelengkan kepalanya. Entah bagaimana caranya harus memberitahukan bocah bebal ini, dia sudah sangat lelah.

Perjalanan menuju bandara menghabiskan waktu 35 menit dari Apartemen Liam, namun Liam tak kunjung terbangun dari tidurnya membuat Vira memijat keningnya.

"Liam! Bangun!" Panggilan itu hanya di hiraukan, Vira sudah melepas headphone kepalanya itu, namun anak ini tidak kunjung mau terbangun padahal Vira sudah berteriak membangunkannya.

Vira memutar otaknya mencari ide harus dengan apa ia membangunkan Liam.

"Halo Om? Iya Om ini udah di bandara, tapi Liamnya gamau bang--"

"Udah, udah bangun kok" Ucapnya dengan tubuh yang langsung duduk tegak dan langsung membuka matanya lebar - lebar.

Vira tersenyum senang ketika Liam langsung duduk tegak dengan mata yang sudah terbuka cerah itu.

"Bagus, turun sana" Ucap Vira ia langsung turun dari mobil menuju bagasi belakang mengambil koper Liam.

Sedangkan Liam membuka sedikit mulutnya heran, melihat ke arah Vira yang tadi langsung memasukkan ponselnya. Ia mencibik kesal, ternyata Vira hanya mengerjainya.

Vira dari belakang mobil mengintip ke arah depan, tidak ada tanda - tanda Liam keluar dari mobilnya. Vira mendengus kesal, anak itu benar benar sangat susah diatur.

Vira membuka paksa pintu mobil membuat Liam yang tadinya tidur menyandar di pintu itu hampir terjatuh karenanya. Ia menatap ke arah Vira kesal, kenapa pula dengan Managernya ini? Pikirnya.

"Kalo lo ga bangun lagi, gue bakal beneran nelfon Papi lo" Liam berdecak kesal, ia langsung keluar dari mobil dan menutup keras pintunya. Lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Vira masuk ke dalam bandara.

Vira membuka mobil mengambil headphone yang tertinggal itu, dan mengejar Liam untuk masuk ke dalam bandara.

-

"Masih lama?" Ini sudah kelima kalinya Liam menanyakan hal yang sama, padahal mereka baru 10 menit duduk di dalam taksi.

"Lo bisa sabar ga?" Liam hanya mendesah malas, ia sudah bosan hanya duduk selama berjam - jam lamanya. Ia melihat ke arah luar jendela berusaha menghalau rasa bosannya.

"Masih lama gasih?" Ucapnya yang sudah jengah karena belum sampai juga sedari tadi. Vira yang ikut tidak sabar hanya memukul bahu Liam.

"Lo sabar napa, bentar lagi sampe. Udah lo diem aja disitu tidur kek, apa kek" Ucapnya hanya mendapat lirikan kesal dari Liam.

"Udah cape gue tidur, can you please bring the car faster?" (bisakah kamu membawa mobil lebih cepat?) Ucapnya langsung kepada supir taksi yang langsung diangguki dan dituruti, sedangkan Vira hanya tersenyum malu saja lewat kaca spion merasa tidak enak dengan tingkah tidak sopan Liam.

Taksi itu melaju lebih cepat dari sebelumnya, membuat Liam sedikit puas karena tadinya mobil ini berjalan sangat lambat. Ia sudah sangat merasa lelah dan bosan.

20 menit kemudian akhirnya mereka sampai ke hotel yang akan mereka tinggali selama beberapa hari ke depan.

"Lo duduk disitu dulu, gua mau check in"
Liam hanya diam dan berjalan ke tempat duduk yang tersedia di dekat Resepsionis.

Ia memainkan ponselnya menunggu Vira selesai dengan urusannya, banyak sekali berita tentangnya dengan Clarissa, mungkin karena Clarissa juga seorang aktor yang cukup terkenal. Mudah baginya menarik perhatian publik hanya karena berkencan dengan Clarissa.

Liam men-scrolling komen - komen yang ada pada laman gosip itu, sebagian ada yang memujanya, ada yang merasa ia cocok dengan Clarissa, dan ada juga yang mengatainya. Liam hanya terkekeh kecil, netizen hanya menghiburnya dengan komentar - komentar itu.

"Ayo" Ucap Vira yang langsung mengalihkan atensi Liam dari ponselnya.

"Gue mau keluar dulu" Vira melirik Liam terkejut.

"Nggak"

"Kenapa? Gue tetep mau keluar" Vira membalikkan padannya menatap Liam galak, ia sudah berkacak pinggang yang artinya ia siap untuk menyembur Liam.

"Jangan buat masalah, tolong. Gue sendiri disini ngurus lo, tadi lo sibuk nanya kapan sampe kapan sampe pas udah sampe lo malah mau cabut? Lagian ini negara asing, lo gausah macem - macem! Masuk ke kamar lo" Liam hanya mencibir mengikuti omelan Vira, bahkan Vira lebih cerewet dari Maminya.

"Gue bosen"

"Serah lo deh Liam, kalo sampe lo nyari gara - gara, gue tinggal lo pulang ke Indonesia" Ucap Vira yang langsung berlalu meninggalkan Liam.

Liam hanya menggidikkan bahunya acuh, ia langsung berjalan keluar hotel untuk mencari udara segar. Ia mengeluarkan rokoknya untuk di hisap sembari ia berjalan - jalan santai di sekitar hotel.

Saat ia mendongak setelah selesai menghisap rokoknya ia melihat siluet tidak asing di kerumunan orang - orang yang sedang berlalu lalang itu. Ia menyebrang jalan menuju sisi kanan jalanan dari hotel Liam, Liam pun ikut menyusuri sisi kiri jalan untuk mengikuti sosok itu.

Saat sampai di perampatan jalan, orang itu belok ke kanan. Hal itu membuat Liam mendesah kesal karena ia harus menunggu lampu tanda jalan hijau terlebih dulu jika mau lanjut mengikutinya. Ia pasti sudah ketinggalan jejak.

"Kaiza ya?" Gumamnya kecil yang hanya di dengar dirinya sendiri, ia meremat korek api yang sedari tadi ia genggam itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ADORE YOU 2 [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang