45. New Calls for Each Other

873 72 17
                                    

Pagi - pagi Kaiza sudah sibuk mencuci motor kesayangannya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi - pagi Kaiza sudah sibuk mencuci motor kesayangannya itu. Masih sibuk dengan motornya itu tiba - tiba atensinya teralihkan ketika seseorang memanggilnya.

"Kai?" Kaiza menoleh dan melihat Papanya itu yang sedang berjalan ke arahnya.

Kaiza hanya acuh dan kembali fokus dengan motornya tanpa memedulikan kehadiran Pria paruh baya itu.

"Ini kemaren kamu lupa bawa sketchbook kamu pas pergi ke Wellington. Papa simpen di kamar, siapa tau kamu mau bawa" Kaiza mengambil sketchbook lamanya itu yang biasa ia isi saat merasa bosan.

"Oh ya, kapan mau ngunjungin Om Edo? Sekalian kita liat - liat motor koleksi baru dia, ada bany--" Kaiza meninggalkan Papanya itu begitu saja tanpa ingin mendengar ia menyelesaikan kalimatnya.

Kehampaan di hatinya itu kembali menjalar, padahal itu adalah kalimat pagi terhangat dari Papanya. Jarang sekali Papanya mau mengajaknya bicara lebih dulu seperti saat ini, namun kenapa tidak dari dulu? Kenapa tidak saat Kaiza mengharapkannya? Kenapa harus sekarang?

"Kai? Abis dari mana?"

"Depan, lepas itu" Ucap Kaiza ketika melihat Liam menggenggam tangan Galen.

"Ga! Gamau" Galen langsung menggenggam tangan Liam erat - erat dengan kedua tangannya.

"Lepas" Suara dingin itu bukannya membuat Galen gentar malah ia semakin menatap menantang ke arah Kaiza.

"Udahlah Kai.. Emang kenapa sih? Cuman megang tangan doang" Melihat kerutan tidak senang di dahi Kaiza dan tatapan tajamnya ke arah Galen, Liam hanya bisa tersenyum kecut saja dan melepaskan tangan Galen darinya.

"Kamu keluar duluan aja ya, nanti Kakak nyusul" Dengan lesu akhirnya Galen berjalan lebih dulu meninggalkan Liam.

"Mau kemana?"

"Nemenin dia, mau jalan - jalan"

"Ngapain tiap hari nempel terus? Istri lo, gue apa Galen?" Liam terdiam, bahkan dengan anak SD saja Kaiza bisa cemburu seperti itu?

"Kai apa sih, dia kan adik lo? Kemarin gue sama Levanya lo ga se-marah ini?"

"Beda, pokoknya jangan deket - deket. Gue ga suka" Ucap Kaiza membuat Liam jengah.

"Bodoamat" Liam pergi ingin meninggalkan Kaiza namun sebuah tangan sudah melingkar di perutnya menahan dirinya untuk pergi.

"Lepasin ga? Jangan posesif berlebihan kaya gitu Ah, masa sama saudara sendiri gitu? Gue kan mau ngedeketin diri ke keluarga lo, kalo lo larang - larang kaya gitu percuma aja dong kita kesini?" Ucap Liam membuat Kaiza akhirnya hanya menghela nafas.

Kaiza mengecup bibir Liam sebentar lalu melepaskan tangannya dari tubuh Liam.

"Hati - hati, kalo ada apa - apa hubungin gue" Ucap Kaiza dan beranjak pergi ke arah dapur. Liam akhirnya tersenyum puas ketika Kaiza menurutinya.

ADORE YOU 2 [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang