08. Explanation from Papi

832 85 1
                                    

Liam terbangun dan mengumpulkan nyawanya, ia tidak sadar kemarin ia malah tertidur sangking lelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liam terbangun dan mengumpulkan nyawanya, ia tidak sadar kemarin ia malah tertidur sangking lelahnya. Ia mendudukan dirinya melihat kesekitar ternyata ia kembali lagi ke kamar saat pertama kali ia datang. Apa Kaiza yang membawanya kesini?

Liam turun dari kasur dan membuka pintu itu, melihat ke sekitar yang begitu sepi. Rumah besar ini seperti tidak memiliki kehidupan sama sekali, Liam turun ke bawah menyusuri tangga yang  langsung menghadap ke arah dapur, di sana kosong tidak ada siapa - siapa. Ia penasaran jam berapa sekarang ini, apa Kaiza sudah pergi bekerja?

Liam berjalan ke arah meja makan ketika melihat ada sebuah kertas di bawah sebuah piring, dan sebuah id card yang entah apa fungsinya.

'makan, id card buat buka gerbang' Bahkan di sebuah tulisan pun ia hanya berkata seadanya, Liam hanya menatap kesal kertas itu dan meletakkannya lagi di atas meja.

Ia membuka tudung saji yang menutupi piringnya itu, di sana ada sarapan ala barat dan sebuah jus sepertinya jus jeruk. Liam mulai melahap roti dan sosis panggang, juga telur mata sapi di hadapannya itu. Sembari berfikir, jika Kaiza tinggal disini hanya sendirian berarti yang memasak semuanya adalah Kaiza?

Liam melirik kembali ke arah makanannya, kenapa Kaiza bisa melakukan segalanya? Liam sangat iri, bahkan rasa makanan yang masuk ke dalam mulutnya begitu menggoda di lidah. Padahal ini hanya makanan biasa, dan jangan lupakan steak tadi malam. Itu benar - benar sangat lezat, Liam sampai ingin memakannya lagi.

Liam membuka ponselnya, ada 20 panggilan tak terjawab dari Managernya. Liam memukul dahinya karena lupa ia menyuruh Managernya itu untuk memesan tiket pulang tadi malam.

Dengan ragu - ragu ia menekan icon memanggil pada kontak Managernya itu, ia yakin akan mendapatkan semburan amarah.

'Halo?! Lo dimana hah? Ya allah.. Gue cape sama lo Liam, balik ga lo sekarang?! Untung gue belom mesen tiket pesawat ya, kalo sampe gue nurutin lo bisa rugi perusahan! Cepet balikk!!' Omelnya, Liam sampai menjauhkan ponsel itu dari telinganya. Liam mengatur suaranya lebih dulu sebelum bicara.

"Iya ini balik, eh by the way pesen aja tiketnya. Kita balik malem ini kalo bisa" Ia bisa mendenger Managernya itu menarik nafas menahan amarah.

'Lo pikir aja pake otak lo sendiri, acara besok dan lo mau pulang malam ini?'

"Gue harus mastiin sesuatu Kak!"

'Ya terus--'

"Ini menyangkut Papi, udah buru pesen" Ucapnya dan mematikan ponselnya. Ia segera meminum jus yang ada di hadapannya itu, namun seperti sihir jus itu benar - benar membuat mata Liam segar. Jus apa yang bisa seenak itu, ia kembali meneguk jusnya hingga habis dan buru - buru keluar dari rumah Kaiza.

-

"Gue tanya sekali lagi lo habis dari mana?" Ucap Vira sepanjang jalan menuju bandara namun Liam hanya diam enggan menjawab.

ADORE YOU 2 [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang