21. Ran Away From Home

869 68 3
                                    

Liam bangun dari tidurnya melihat keselilingnya, dengan melihat furniture yang ada di sekitarnya saja ia sudah tau sedang berada dimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liam bangun dari tidurnya melihat keselilingnya, dengan melihat furniture yang ada di sekitarnya saja ia sudah tau sedang berada dimana.

Ia beranjak dari kasurnya, dan hampir terjatuh karena kakinya terserimpat oleh selimut. Ia sedikit berdecak, kenapa dirinya sangat mudah sekali untuk terjatuh.

Liam berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya terlebih dahulu. Sebelum masuk ia sempat mengintip dahulu dari depan pintu, betapa besarnya hanya untuk kamar mandi saja. Ruangan itu lebih cocok di jadikan sebuah kamar tidur di bandingkan kamar mandi, pikirnya.

Ia berjalan menuju wastafel di bawah kaca yang ada di kamar mandi itu untuk mencuci wajahnya, ia melihat ke arah lemari kecil yang menempel di dinding tepat di samping kaca.  Ia penasaran dan membukanya, begitu banyak jenis botol botolan di dalam sana entah itu sabun, shampoo, atau apapunlah itu membuat Liam bingung.

Ia menutup pintu lemari kecil itu, dan berkeliling untuk melihat - lihat apa yang ada dalam kamar mandi besar itu. Ia bisa melihat bathup yang punya mesin air otomatis itu, dengan setting air panas dan air dingin. Setelah puas berkeliling di kamar mandi itu ia keluar dari kamarnya karena sudah merasa lapar.

Saat membuka pintu Liam sedikit terkejut ketika ada seorang Pria yang menunduk hormat kepadanya.

"Siapa?" Pria itu langsung menegapkan tubuhnya dan menatap bingung ke arah Liam, bahasa apa yang di gunakannya itu?

"S-Sorry, i mean.. Who are you?" (Maaf, maksudku.. Siapa Kamu?)

"Oh, I'm Max, Sir. Is there anything I can help?" (Oh, Saya Max, Tuan. Ada yang bisa Saya bantu?)

"No, I mean what are you doing here?" (Bukan, maksudku apa yang Kamu lakukan disini?) Max yang mendengar itu mengerutkan alisnya.

"Of course I'm working, Sir." (Tentu saja Saya sedang bekerja, Tuan) Gantian wajah Liam yang terlihat terheran - heran.

"Work? Standing in front of my room?" (Bekerja? Berdiri di depan kamarku?) Liam menunjuk ke arah pintu kamarnya, lalu menatap kembali ke arah Max.

"Yes Sir, I was assigned to look after you... Don't you know that?" (Iya Tuan, Saya ditugaskan untuk menjagamu... Apa Kamu tidak tahu itu?) Liam semakin di buat bingung, kenapa pula dirinya harus di jaga? Kaiza benar - benar manusia terlebay sedunia.

Liam berjalan ingin meninggalkan Max, namun dengan sigap Max langsung mengikutinya di belakang. Liam melirik sebentar lalu dengan kesal jalan menuju lantai pertama rumah ini.

Saat turun dari tangga ia bisa melihat Kaiza yang sedang anteng dengan sarapannya, Liam langsung menghampirinya dan berkacak pinggang berdiri di hadapan Kaiza.

"Lo ngapain make - make bodyguard segala?" Kaiza menoleh sebentar lalu kembali fokus dengan makannya.

"Gue bakal sibuk kerja, lo bisa minta tolong ke mereka kalo ada apa - apa" Liam mengerut mendengar ucapan Kaiza.

ADORE YOU 2 [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang