"Atas dikit Kai! Lo bisa gasi?!"
"Iyaaa"
"Aahh...! Kencengan dikit Kai"
"Ahh.. Jangan disitu, geli"
Suara itu menggema di dalam kamar, sampai - sampai Stefanny yang ingin melakukan laporan itu tidak berani hanya sekedar untuk mengetuk pintu.
"Maybe later, Max" Ucap Stefanny menatap ke arah Max dengan canggung, mereka buru - buru pergi dari depan kamar itu.
"Kai! Jangan yang deket pinggang, geli!" Di sisi lain ada Liam yang tengah berbaring tengkurap di atas kasur dan Kaiza yang dudu di pinggir kasur memijatinya.
Kaiza menulikan telinganya dan semakin sengaja memijati area pinggang Liam, membuat sang empu menggelinjang kesana - kemari merasa geli.
"Kaiza stop!" Liam berusaha melepaskan tangan Kaiza dari pinggangnya, namun pijatan itu malah berubah menjadi sebuah gelitikan membuat Liam tertawa keras.
"Kaiii..." Liam mulai merengek ketika merasa lelah namun Kaiza tak kunjung ingin berhenti menggelitikinya.
"Kaizaaa...." Suara itu mulai parau seperti ingin menangis sangking lelahnya.
Kaiza menghentikan gelitikannya, dan menarik tubuh Liam untuk duduk. Ia lalu membenarkan rambut Liam yang telihat berantakan itu karena sibuk bergerak dari tadi.
"Lo mah sengaja.." Ucap Liam sambil mengucek - ucek matanya, Kaiza yang melihat itu langsung menyingkirkan tangan Liam dari wajahnya dan menggantikan tangan itu untuk mengusap air mata yang berada di sekitar matanya itu.
"Maaf"
"Mau cokelat" Kaiza mengernyit, apa lagi sekarang?
Liam fikir Kaiza tidak tahu bahwa Liam tengah mengerjainya, tapi Kaiza harus melakukannya karena tidak ingin menuruti permintaan anak itu untuk bercerai.
Kaiza sudah bersiap - siap akan menelepon Max, namun tangannya ditahan oleh Liam.
"Kita yang beli.. Ke mana ya? Dubai! Yang cokelat pistachio itu, ayo kesana" Ucapnya dan segera bangkit dari kasur menuju lemari.
Kaiza hanya melihat aksi itu dengan duduk di pinggir kasur, lengah sedikit anak itu sudah minta ke Dubai. Ia fikir jarak Wellington ke Dubai seperti dari Bojongsari ke Depok?
Kaiza fikir ia harus beli Jet pribadi sekarang untuk prepare kedepannya jika Liam ingin pergi ke negara lain dalam hitungan detik.
"Kok diem? Cepet siap - siap!" Titah Liam ketika melihat Kaiza masih diam di tempatnya.
"Iya - iya" Kaiza bangkit dari duduknya dan memesan tiket terlebih dahulu, lalu ia pergi ke kamar mandi.
-
Selama perjalanan Liam hanya tidur saja di bahu Kaiza, anak itu seperti habis kerja rodi padahal Kaizalah yang harusnya merasa lelah karena terus diperbudak olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU 2 [ENDING]
Fiksi RemajaLiam Mavrendra yang berusaha keras keluar dari jeratan sang Mantan, ia melakukan segala cara untuk berusaha lepas. Namun nyatanya takdir malah membuatnya semakin terikat dengan Kaiza Lavinia. Wanita licik yang membuat Liam susah lepas dari genggaman...