36. Meeting Grandpa

776 48 1
                                    

"Kai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kai.. Lo minum obat dulu" Saat ini keduanya tengah berada di kamar dengan Kaiza yang terus memeluki Liam sejak tadi.

"Maaf.." Liam menghela nafas, sedari tadi ia bicara dari A sampai Z jawaban Kaiza hanyalah kata 'Maaf'.

Liam berusaha menjauhkan tubuh Kaiza darinya dan ingin mengambil obat untuknya, namun Kaiza malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Kangen.. Jangan di lepas Liam.. Please? Leave it for some time like this" (Tolong? Biarkan beberapa saat seperti ini) Akhirnya Liam hanya pasrah, memberontak pun dia tidak akan mampu melepaskan Kaiza yang memeluk erat dirinya itu.

"Kok bau parfume lo lain sih?" Tanya Liam yang sedari tadi mencium aroma lain dari tubuh Kaiza. Namun anak itu sudah tidur nyenyak tanpa menjawab pertanyaannya.

Liam membiarkan Kaiza tidur sejenak di pelukannya, panas tubuhnya itu benar - benar menempel pada Liam membuat Liam sedar tadi mengipas - ngipas dirinya karena gerah padahal AC kamar senantiasa menyala.

"Gue kan tadinya mau marah - marah.. Lo nya malah sakit" Ucap Liam menyentuh pipi Kaiza, ia memanyunkan bibirnya. Melihat Kaiza yang tertidur lemah itu membuatnya langsung hilang amarah.

Kenapa juga ia harus marah - marah seperti tadi sampai memukul Max? Padahal mereka tidak salah apa - apa, Liamlah yang harusnya di salahkan jika Kaiza ingin marah. Karena ia keluar tanpa memberitahu Max sama sekali tadi.

Liam menutup wajahnya ketika merasa ingin menangis, melihat Max yang di pukulin habis - habisan oleh Kaiza membuatnya merasa bersalah.

"Why are you crying?" Kaiza mengadahkan kepalanya melihat ke arah Liam yang menutupi wajahnya.

"Gue... Gue ga tega sama Max, dia ga salah tapi gara - gara gue jadi dia yang ... yang kena.." Kaiza mengernyit, ia menarik kedua tangan Liam dari wajahnya dan menatap wajah yang sudah penuh air mata itu.

"Lo nangisin orang lain di depan gue?" Liam semakin menguatkan suara tangisnya melihat Kaiza yang marah.

Kaiza bangkit dari tidurnya, dan duduk menghadap Liam. Ia lalu menarik dagu Liam untuk menatap ke arahnya, agar mereka bisa bicara saling tatap mata karena Liam terus menunduk.

"Berhenti nangis, gue ga suka lo nangisin orang lain" Bukannya diam Liam malah terus menangis membuat Kaiza kesal.

"Lo diem apa gue cium sampe lo gabisa buka mulut?" Liam langsung terdiam mendengar ancaman itu, melihat Kaiza selama ini tidak main - main dengan ucapannya membuat Liam takut.

Ia langsung mengusap air matanya dan mengigit bibir dalamnya agar menahan isaknya.

"Maaf Kai.. Jangan marah" Liam memeluk Kaiza agar anak itu tidak lanjut marah dengannya.

"Gue tadi mau kabur pas lo udah berangkat kerja... Tapi kakek nahan buat ga pergi, jadi dia bawa gue jalan - jalan... Gue ga izin karena gue masih kesel sama lo tadinya, dan ga ngomong sama Max juga. Jadi dia ga tau apa - apa soal gue pergi... Maaf, kalo lo mau marah lo bisa pukul gue.. Jangan Max"

ADORE YOU 2 [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang