"LO UDAH NIKAH AJA SIH?! Aaaaa" Vira datang berlari memelukinya, dan menangis terharu. Liam hanya menepuk - nepuk bahunya menenangkannya.
"Ngapain nangis sih? Lebay lo Kak" Vira memukul bahu Liam.
"Eh tapi kok bisa dapet Kaiza? Lo melet make apa hah?"
"Pake tai unta" Ucap Liam asal, yang hanya mendapati pukulan lagi dari Vira.
"Padahal ya baru kemaren gue ngomelin lo karena bandel, tapi hari ini gue udah liat lo di atas altar"
"Ya gue juga ga nyangka si" Ucap Liam sambil tertawa sarkas, padahal dia sangat amat terpaksa berada disini.
"Seneng ya lo pasti dapet cewe se-cantik itu? Malam pertamanya jangan ganas - ganas ya, Liam" Bisik Vira di kalimat terakhirnya itu membuat Liam sedikit merasa malu.
"Hah? A- Apaan si, udah sana makan lo!" Ucap Liam sambil mendorong dorong Vira untuk turun dari altar. Vira yang melihat Liam malu - malu itu hanya terkekeh kecil dan pergi dari sana.
Hari pernikahan berlangsung begitu cepat, membuat Liam tidak menyangka bahwa saat ini status lajangnya sudah hilang. Liam menatap ke arah Kaiza yang sejak tadi sibuk menyapa kolega bisnis dan teman - temannya, sedangkan Liam hanya berdiam diri di altar.
Teman - teman kuliah dan sekolahnya sudah hadir di sore hari, belum lagi teman - teman kantornya juga hadir. Ia sudah sangat lelah untuk sekedar menyapa tamu saat ini, yang ingin ia lakukan sekarang hanyalah tidur dengan tenang.
"Liam? Makan dulu, kamu kan cuman makan pagi tadi" Ucap Maminya yang memanggil dari arah samping, Liam hanya menggeleng karena merasa tidak selera.
Ia sedang merasa bosan saat ini, tidak ada ponsel, dan hanya menatapi orang berlalu - lalang sedari tadi.
Tolakannya itu hanya membuat Maminya menghela hela nafas dan berlalu dari sana. Liam bersandar pada bangkunya merasa lelah melihat pengunjung yang tidak ada habis - habisanya. Apa katanya kemarin? Hanya mengundang kerabat dan kolega bisnis, tapi kenapa yang datang seramai ini sih? Liam berjalan gontai turun dari altar, ingin pergi ke kamar mandi.
Ia sudah sangat muak berada di sana dan hanya berdiam diri, perutnya juga terasa tidak enak seperti ingin memuntahkan sesuatu. Ini juga yang jadi pemicu ia tidak berselera makan.
Setelah sampai di kamar mandi ia buru - buru memuntahkan isi perutnya, kepalanya ikut terasa pusing. Mungkin karena ia telat makan, yang menjadi penyebab perutnya mual dan kepalanya pusing saat ini.
Liam keluar dari toilet itu dengan langkah gontai, tangannya itu berpegang pada dinding yang ada di sebelahnya. Sakit perut yang dan rasa pusing yang luar biasa itu cukup menyiksanya.
Liam hampir terjatuh karena kaki kirinya menabrak kaki kananya sendiri, untungnya ada seseorang yang menahan tubuhnya dari belakang.
"Mas? Ga papa?" Liam hanya mengangguk, pandangannya sudah kabur hanya untuk melihat wajah orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU 2 [ENDING]
Novela JuvenilLiam Mavrendra yang berusaha keras keluar dari jeratan sang Mantan, ia melakukan segala cara untuk berusaha lepas. Namun nyatanya takdir malah membuatnya semakin terikat dengan Kaiza Lavinia. Wanita licik yang membuat Liam susah lepas dari genggaman...