06. Dinner

1.9K 126 4
                                        

"Mau gue geret?" Liam merasa jantungnya kembali berdetak kencang mendengar suara rendah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau gue geret?" Liam merasa jantungnya kembali berdetak kencang mendengar suara rendah itu. Ia menggigit bibir bawahnya, dan menatap lurus ke arah Kaiza. Tubuhnya masih berdiam diri, enggan untuk berjalan mengikuti perintahnya.

"Gue gamau"

"Liam"

"Kita udah gaada urusan lagi kan? Gue gamau berurusan lagi sama lo..." Cicitnya sambil menunduk, ada rasa sesak di dalam hatinya ketika mengingat bagaimana ucapan Kaiza padanya dulu.

Liam terkejut saat tubuh itu tiba-tiba sudah ada di depannya, dan menyeret tangannya dengan kasar. Liam memberontak tidak ingin ikut dengan Kaiza, sampai-sampai sapu tangan yang digenggamnya itu terjatuh.

"Gue gamau Kaiza, Lepasin gue!" Protesnya

"Help me!" Teriakkan Liam membuat Kaiza menarik tangannya dengan kasar untuk mendekatkan tubuhnya ke arah Kaiza, bahkan wajah Kaiza tepat berada di hadapannya.

"Shut.up!" Kaiza mengangkat tubuh Liam dengan gampangnya, ia membopong Liam di bahu kanannya. Kenapa Kaiza bisa se-agresif ini?

"Turunin Gue gak?! Kaiza!! HELP! HELP ME! PLEASE! SOMEONE HELP ME!"
Orang-orang yang berlalu lalang itu sibuk bingung menatapi keduanya, sampai di pinggir jalan sebuah mobil mewah langsung menghampiri mereka. Kaiza langsung memasukkan Liam ke dalam, dan menyusul duduk di sampingnya.

"Lo gila hah?! Gue bisa buat ini jadi kasus penculikan ya! Turunin gue Kaiza!" Liam terengah-engah karena memberontak, tangannya bergerak membuka kunci pintu mobil di sampingnya dan bersiap-siap untuk membuka handle pintu tersebut. Namun, kedua tangannya sudah ditahan oleh Kaiza.

"Lepas!"

"Stop to rebelling" (Berhenti memberontak) Tatapan Kaiza kepadanya membuat emosionalnya kembali memuncak. Liam mengigit bibir bawahnya menahan isaknya. Ia tidak bisa mengontrol emosinya, kenapa ia masih saja lemah di hadapan Kaiza? Ia pikir ia sudah sepenuhnya berubah, ia pikir dirinya sudah jauh dari kata lemah.

"Gue mau balik" Ucapnya pelan, Kaiza yang melihat air mata yang sudah memenuhi pelupuk mata Liam itu akhirnya melepaskan kedua tangan yang ia cengkram.

"Gue anter, di hotel mana?" Liam ingin menjawab, namun hanya sebuah isakan yang keluar dari mulutnya.

Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya merasa malu, sejauh apapun perubahannya benar-benar tidak ada apa-apanya di hadapan Kaiza.

Ia hanya ingin menunjukkan kepada Kaiza bahwa ia bukan Pria lemah seperti yang Kaiza ucapkan dulu. Tapi sekarang yang ia lakukan hanya menangis, tidak mampu menahan emosinya.

Kaiza hanya diam, memberikan waktu untuk Liam menangis. Isakan tangisnya memenuhi mobil, Supir pribadi Kaiza tidak henti-hentinya terus menatap ke spion yang mengarah ke bangku belakang, bertanya-tanya apa yang terjadi? Karena sedari tadi mereka menggunakan bahasa Indonesia.

ADORE YOU 2 [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang