UNDER REVISION
Liam Mavrendra yang berusaha keras keluar dari jeratan sang Mantan, ia melakukan segala cara untuk berusaha lepas. Namun nyatanya takdir malah membuatnya semakin terikat dengan Kaiza Lavinia. Wanita licik yang membuat Liam susah lepas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kai lo masih marah?" Tanya Liam saat mereka sudah sampai di tempat namun Kaiza hanya mendiaminya. Sejak tadi ia mondar - mandir kesana - kemari untuk mengurus barang - barang mereka, mengabaikan Liam yang masih terdiam di atas kasurnya.
"Kai!" Kaiza masih diam di tempatnya melihat ke arah ponsel menghubungi seseorang dan beranjak keluar dari sana untuk bicara.
Kedua sudut bibirnya sudah turun kebawah saat merasa dirinya dicueki oleh Kaiza. Satu sisi ia merasa kesal, tapi ini karena dirinya juga. Tapi ia tidak akan menyerah ia akan berusaha untuk membujuk Kaiza lain kali.
Tapi rasa sesak di dadanya tidak kunjung hilang karena Kaiza masih belum mau bicara padanya. Ia menghapus air matanya, dan menyingkirkan selimut di atas kakinya itu. Dengan pelan - pelan ia meletakkan kedua kakinya di lantai, dan berdiri. Ia berjalan perlahan mendekati pintu keluar, dan terkejut ketika tubuhnya diangkat seseorang.
"Kenapa ga nunggu gue?" Ucapnya namun tidak menatap Liam sama sekali dan membawa Liam keluar dari Jet.
"Kaizaaa...." Liam langsung memeluk Kaiza, memanjakan tubuhnya bergelayut di gendongan Kaiza.
Liam menyembunyikan wajahnya di bahu Kaiza, dan terisak disana. Tidak peduli ada pelayan atau bahkan orang lain, moodnya menjadi tidak baik saat Kaiza berlaku cuek padanya.
"Gue ga marah Liam.. Jangan nangis" Ucap Kaiza karena sampai di dalam mobil pun Liam masih terus menangis.
"Lo nyuekin gue, lo diemin dari tadi.. Apanya yang ga marah..." Ucapnya memang dasarnya Liam saja yang cengeng, sedikit - sedikit menangis untungnya Kaiza sayang.
"Sekarang udah nggak, jangan nangis lagi.. Lo jelek" Raut sedih itu seketika berubah menjadi kesal dan memukuli Kaiza brutal.
"Hey? Hey? Ssshh .. Ssh shh... I'm just kidding, babe..?" Ucap Kaiza menahan kedua tangan Liam untuk berhenti memukulinya, namun setelah reog anak itu berhenti tangisnya malah semakin kencang.
"Enak banget mulut lo ngatain gue jelek! Sialan! Brengsek lo!" Kaiza terkekeh, ia mengecup bibir Liam sejenak dan menghapus air mata di pipi anak itu.
"Makannya berhenti nangis"
"Gabisaaaaa, mood gue udah rusak gara - gara lo!" Marahnya membuat Kaiza hanya tersenyum kecil. Melihat Liam menangis seperti ini membuat sisi lain Kaiza merasa senang, namun di sisi lainnya ia merasa bersalah dan kasihan.
"Iya maaf, yaudah jangan nangis lagi.. Lo ga malu diliatin supir dari tadi?" Liam menoleh sebentar ke arah kaca spion dan benar saja supir itu sedari tadi memantau mereka di kaca spion itu.
Liam langsung memeluk Kaiza dan menyembunyikan wajahnya merasa malu karena kepergok menangis seperti anak kecil saat ini.