Benar - benar hampir seminggu Liam harus terus terbaring di kasurnya karena ulah Kaiza, dan selama seminggu itu juga Liam mendiami Kaiza tidak ingin bicara padanya.
Ia sudah menghubungi Maminya dengan menangis bombay, sampai - sampai Maminya ingin langsung menyusul ke Wellington melihat keadaannya namun ditahan oleh Mavrendra. Maminya pun sudah memarahi Kaiza, namun masih belum cukup untuk membuat Liam puas.
"Liam? Udah boleh ketemu?" Kaiza yang setiap harinya mengetuk pintu kamar mereka, namun ia hanya mendapatkan jawaban angin saja. Tidak ada jawaban sama sekali.
Kaiza terus uring - uringan saat tidak ada pertanda bahwa Liam memaafkannya, di kantor pun Kaiza terus - terusan merasa terganggu karena Liam yang tak kunjung memaafkannya.
"Gue berangkat ya? Jangan lupa minum obat sama makan, kalo ada apa - apa--"
"Bacot!" Teriak Liam dari dalam membuat Kaiza terhenyak, ia menghela nafas pelan dan akhirnya memilih pergi dari sana menuju kantornya.
Ia sudah sangat merindukan sosok cengeng itu, ia ingin menjahilinya, ia ingin mencium dan ingin memeluk Liam. Hampir seminggu ini Kaiza kembali susah tidur, dan selalu berada di ruang kerjanya. Ia akan tertidur ketika sudah merasa lelah di sana, itu pun ketika matahari sudah terbit.
Ia hanya punya waktu tidur sejam atau dua jam sebelum akhirnya berangkat ke kantornya, sampai di kantor ia akan merasakan pusing luar biasa dan mengganggu pekerjaannya. Namun ia masih memaksa dirinya, karena merasa ia pantas menerima ini setelah membuat Liam kesakitan seperti itu.
"Mrs. Kaiza?" Kaiza yang sedari tadi menunduk memegangi dahinya itu langsung mengadah melihat siapa yang datang ke ruangannya.
"Lucian?" Kaiza mengernyit bingung kenapa tiba - tiba Lucian datang ke kantornya tanpa pemberitahuan apapun?
"What's wrong?" Lucian hanya tersenyum dan berjalan mendekati Kaiza.
"I just want to talk about collecting data about our business which might be launched soon"
(Saya hanya ingin membicarakan pengumpulan data tentang bisnis kita yang mungkin akan segera diluncurkan) Ucapnya sambil menunjukkan sebuah berkas di tangannya kepada Kaiza. Kaiza hanya mengangguk, dan Lucian langsung berjalan ke samping Kaiza yang terlihat sangat tidak sehat saat ini."Before that, are you okay? I think you're not well, Mrs." (Sebelum itu, Apakah anda baik-baik saja? Saya pikir anda tidak sehat, Ny.)
"It's okay, just what do I need to see from the data?" (Tidak apa apa, apa yang perlu saya lihat dari datanya?) Lucian tersenyum penuh arti sambil membuka berkas - berkas yang ia bawa.
Perlahan tubuh Lucian semakin merapat kepada Kaiza, dan entah apa yang terjadi tiba - tiba dirinya sudah terjatuh di pangkuan Kaiza.
Kaiza menghela nafas pelan ketika sadar bahwa Lucian sengaja melakukannya, namun dengan tidak tahu malunya Lucian malah memegang kedua bahu Kaiza dan menatap seakan - akan menggoda Kaiza.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU 2 [ENDING]
Novela JuvenilLiam Mavrendra yang berusaha keras keluar dari jeratan sang Mantan, ia melakukan segala cara untuk berusaha lepas. Namun nyatanya takdir malah membuatnya semakin terikat dengan Kaiza Lavinia. Wanita licik yang membuat Liam susah lepas dari genggaman...