Lovely 7

1.6K 67 4
                                    

Happy reading

Maura baru saja keluar dari perpustakaan,ia baru saja mengembalikan beberapa buku yang kemarin ia pinjam. tadinya ia sedang bersama Mona tapi tiba-tiba saja mamanya telepon dan menyuruhnya untuk segera pulang,jadilah ia sendiri sekarang.

"Albii."panggil Maura.

Albi segera menghampiri Maura."Hai Ra, ada apa?"

"Gue mau minta maaf soal kemarin Al."

"It,s oke Ra. Betewe yang kemarin siapa Ra,ngeselin banget?!"tanya Albi penasaran.

"Itu,kakaknya Jayden."

"Apa_ ?! kakaknya si Jay?baru tau gue."Albi pikir Jayden anak tunggal, karena selama ini ia tak pernah melihat atau mendengar Jayden punya kakak.

"ALBI! LO IKUT GAK?!"

"Ra,gue duluan ya. Bye_ Ra."Albi melambaikan tangannya lalu pergi.

Karena tidak ada lagi yang harus ia lakukan dikampus,Akhirnya Maura memutuskan untuk pulang.

"Siang pak Ahmad."sapa Maura pada satpam kampus.

"Siang mbak Rara,kok belum dijemput?"tanya pak Ahmad.

"Maura gak dijemput pak,nih lagi mau pesan gojek."jawab Maura dan pak Ahmad hanya mengangguk sambil tersenyum.

Maura mengotak atik ponselnya, mencari aplikasi ojek online tapi hampir 15 menit belum juga ada yang menerima pesanannya.

"Maura."

"Eh_ kak Ifan, ada apa ya?" tanya Maura saat kakak tingkatnya yang bernama Ifan datang menghampirinya.

"Ra, aku boleh titip ini buat Jayden."Ifan memberikan amplop besar berwarna coklat pada Maura,tadinya ia ingin memberikan langsung kepada Jayden tapi kata teman sekelasnya, Jayden sudah pulang.

Hampir seluruh mahasiswa dikampus tau,bagaimana dekatnya Jayden dengan Maura bahkan beberapa dari mereka mengira Jayden dan Maura pacaran,tapi hal itu terbantahkan saat Jayden menjalin hubungan dengan Rhea.

"Boleh kak,ini apa ya kak?"tanya Maura penasaran.

"Itu proposal untuk para donatur." Jawab Ifan yang diangguki oleh Maura, Raka adalah salah satu donatur terbesar di kampusnya.

"Makasih Ra,oh ya kamu mau pulang ya? Bareng aku aja sekalian."ajak Ifan.

Maura sedikit tergiur oleh ajakan Ifan, hari juga lagi panas-panasnya ditambah lagi ia juga sudah lapar.

"Rumah kita kan gak searah Kak, Maura takut ngerepotin."ucap Maura merasa tak enak.

Ifan segera menggeleng sambil tersenyum. "Enggak kok,atau kamu takut nanti Mahen marah ya?"tebak Ifan,walaupun sebenarnya ia sudah tau mereka sudah putus.

"Aku udah gak sama kak Mahen lagi."

"Bagus dong kalo gitu,ya udah ayok." Sahut Ifan merasa senang,biar bagaimana pun Mahen adalah temannya.

Maura mengikuti Ifan menuju mobilnya tapi_

"Mau kemana?"

Maura dan Ifan segera berbalik kala mendegar seorang pria seperti sedang menegur mereka.

Seketika Maura membulatkan matanya terkejut, bagaimana tidak?Jean ada dibelakangnya dengan setelan jas lengkap dengan kacamata hitam,Maura melihat kanan kiri memastikan tidak ada yang memperhatikan Jean.sudah berulang kali Maura memperingati Jean agar jangan pernah berpenampilan seperti ini lagi jika menjemputnya.

"Kakak ngapain?!"tanya Maura teramat pelan tapi Jean bisa mendengar, melihat dari gerakan bibir gadis kecilnya.

"Maaf Om bicara sama siapa ya?"tanya Ifan sambil melihat kanan dan kiri siapa tau ia salah dengar.

My Lovely, MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang