Happy reading😘
Sudah 3 hari ini Jean tidak ke kantor,dirinya sudah mengambil cuti selama sebulan full untuk mendampingi Maura,Mamanya memperkirakan istrinya akan melahirkan seminggu lagi melihat keadaan perut yang semakin turun.
Setiap pagi para orangtua datang untuk mengecek keadaan Maura,sebelumnya Maura lah yang bergantian datang kerumah orangtua dan mertuanya tapi sekarang justru sebaliknya.rumah terasa sangat ramai ditambah lagi Lila juga sudah libur sekolah jadilah adiknya itu selalu datang ke rumahnya.
Jean mengajak Maura berjalan mengitari halaman rumah mereka,dari belakang kedepan dan begitu sebaliknya sampai Maura merasa lelah setelah itu berhenti. kini Maura sedang duduk di kursi halaman belakang, berjemur matahari pagi ditemani oleh Jean.
"Kak."panggil Lila lalu memberikan nampan berisikan sarapan,kemarin sore Maura meminta pada mamanya untuk dibuatkan bubur kacang hijau dan juga pudding cokelat.
Maura menerima dengan sumringah, "Makasih Lila."ucap Jean lalu mulai menyuapi Maura bubur kacang hijau, tak lama Lila juga membawakan susu hangat dan juga kopi untuk kakak dan kakak iparnya.
"Ya udah deh aku pulang dulu, kata mamanya nanti siang baru kesini sekarang lagi ngurusin bayinya."ucap Lila membuat Maura dan Jean mengeryitkan dahinya.
"Siapa?"tanya Jean dan Maura bersamaan.
"Papa lah!siapa lagi bayinya mama yang suka ngeselin!"ucap Lila membuat Maura dan Jean tertawa bersama, mereka sudah tidak heran lagi mendengar Lila menggerutu karena cemburu melihat papanya masih saja manja terhadap sang istri.
Mereka melanjutkan sarapan sambil mengobrol ringan seperti biasa,setelah sarapan Jean membawa Maura masuk kedalam kamar mandi, dengan sangat hati-hati Jean memandikan Maura lalu menyabuninya dengan sangat lembut.
"Sakit gak sayang perutnya?"tanya Jean khawatir saat mendengar napas Maura terdengar sangat berat.
"Kram dikit."
Jean segera mengeringkan tubuh Maura dengan handuk lalu memakaikan bathdrobe,seperti biasa Jean mengolesi wajah istrinya dengan pelembab dan memakaikan lotion kesuluruh tubuhnya.
"Mas, mau duduk disofa aja."pinta Maura setelah Jean memakaikannya baju.
Jean langsung menggendong Maura menuju sofa ruang tengah, mendudukinya disana lalu memposisikan kepala Maura agar bersandar di dadanya dengan nyaman, tangan Jean tidak berhenti mengelus perut Maura yang sudah sangat besar.
"Boy,kapan kamu keluarnya papa gak sabar pengen gendong."ucap Jean, sedang Maura hanya tersenyum mendengar ucapan Jean sambil memejamkan matanya.
"Mas udah siapin namanya belum?aku mau nama anak kita ada kata Fatih di tengahnya."
Jean menganggukkan kepalanya."Nanti Mas cari dulu deh,udah ada sih tapi kayaknya harus cari lagi."
Maura hanya mengangguk saja, tak lama ia mulai merasa tidak enak pada perutnya seperti ingin buang air,Maura segera meminta Jean untuk membantunya ke kamar mandi.
Maura mengeryitkan dahinya saat melihat lendir yang keluar dari kemaluannya. ia merasa aneh dan langsung memberitahu Jean.
Setelahnya Jean merebahkan Maura ditempat tidur."Sayang,perutnya sakit?kita ke rumah sakit aja ya."
Maura menggeleng karena merasa perutnya baik-baik saja."Mending tanya Mama dulu Mas,takutnya pas kita kerumah sakit malah disuruh pulang."
"Mama yang mana sayang?"tanya Jean panik,ia bahkan tidak bisa berpikir Mama mana yang Maura maksud.
"Mama Kayla!Mas tenang dulu aku gak pa-pa."
"Beneran?kamu jangan bohong sayang,kalo sakit bilang sakit!"cecar Jean dan Maura mengangguk yakin sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely, Maura
Romance#lovestrory Jean And Maura (sequel Gaun Milik Laras) Jean sedikit mematung saat mendapati Gadis kecil yang dulu selalu mengikutinya kini berubah menjadi gadis dewasa yang cantik, ada perasaan aneh dihati Jean saat melihat Maura,perasaan ingin memili...