Happy reading😘
Semalaman dan sampai pagi ini Maura masih mendiami Jean,walaupun suaminya itu terus mengajak bicara tapi ia tak memberi tanggapan apapun, sebenarnya Maura juga tidak mengerti bagaimana jalan pikirannya,kehamilan membuatnya tidak bisa berpikir jernih, Mood yang naik turun semakin membuat ia betah tidak bicara pada Jean.
Pagi tadi ia bangun lebih dulu setelah membuatkan teh dan juga sarapan untuk Jean,setelah itu ia beralih duduk didepan tv sambil menyantap buah apel dan klapertat buatan mamanya.
Suara langkah kaki Jean terdengar menghampirinya tapi Maura hanya fokus pada tv dan juga buah apelnya.ada yang lain dengan penampilan Jean padahal ini sudah waktunya berangkat ke kantor,tapi Jean masih berpenampilan santai menggunakan kaos dan juga celana cargo pendek.
Maura tak bertanya,ia membiarkan Jean duduk di sebelahnya sambil mengelus perutnya."Sayangnya Papa bilang dong sama Mama jangan ngambek terus,Papa udah bilang yang sebenernya tapi Mama masih diem."ucap Jean yang wajahnya berada tepat di depan perut Maura.
Cup
Satu kecupan Jean daratkan dipipi cubby istrinya tapi Maura masih acuh.Jean menghela napasnya rasa lelah mulai melanda dirinya.apa sebaiknya ia ikut mendiami Maura saja,pikir Jean.
Jean berdiri dari duduknya berniat untuk ikut mendiami Maura tapi tidak bisa,ia kembali duduk dan menatap istrinya dari samping."Sayang Mas tanya ya sekali lagi,kamu maunya gimana?Mas udah berusaha tapi kalo kamu acuh gini Mas juga capek,kamu ngerti gak sih? Mas sama Manda cuma urusan kerja gak ada yang lain,jangan egois gini lah kamu itu udah mau jadi ibu!"habis sudah kesabaran Jean.
Ucapan Jean membuat Maura menghentikan kunyahannya,kenapa rasanya sakit sekali saat Jean meninggikan suaranya,padahal ia sedang hamil tapi ternyata kesabaran Jean hanya sebatas ini.
"Okeh,Aku mau pulang!"sahut Maura lalu pergi keluar rumah menuju rumah Mama Kayla,sambil bercucuran airmata Maura berjalan sedikit cepat meninggalkan rumah,hanya perlu 5 menit ia sampai dirumah mertuanya.
"MAMA_ hikss."
"Astagah,lo kenapa Mo?kak Je mana?" tanya Jayden panik tapi Maura segera memeluk Kayla yang juga terlihat panik.
"Sayang kenapa,cerita sama Mama!kamu kenapa?Jean jahatin kamu?"tanya Kayla sambil mengelap airmata Maura yang terus bercucuran.
Raka yang baru turun pun ikut bingung lalu menoleh ke Jayden bertanya melalui mata tapi Jayden juga menggeleng tidak tau.ia ikut mengelus rambut Maura dan memberi isyarat pada istrinya agar mengajak Maura duduk.
Jayden segera mengambilkan minum untuk Maura,bertahun-tahun mengenalnya baru kali ini Jayden melihat Maura menangis seperti ini.
Maura mengatur napasnya terlebih dulu lalu mulai menceritakan apa yang ia rasakan saat melihat Jean bersama Manda waktu ia datang kekantor."Mo kesel Mah,jadi Mo cuma pengen diem aja ditambah hamil ini buat mood naik turun gak karuan,tapi Mas Jean malah marah kayak gitu."
"Anak kurang ajar!Jayden jemput Jean suruh kesini sekarang."titah Raka.
"Tunggu Ay,jangan dijemput biar aja Jean nyariin Maura sendiri."potong Kayla dan itu membuat Jayden bingung kenapa mama dan papanya tidak kompak disaat seperti ini.
Kayla memeluk Maura sayang sambil mengelus punggungnya,sebagai seorang wanita yang pernah hamil ia sangat tau apa yang dirasakan menantunya ini ditambah lagi ia adalah seorang dokter.
Padahal dari jauh-jauh hari Kayla sudah menasehati Jean agar banyak bersabar selama Maura hamil tapi sepertinya Jean tidak bisa mengendalikan emosinya.tak lama_
"BABY."
"SAYANG."
Panggilan Jean dari ruang tamu membuat Maura mengeratkan pelukannya pada mama mertuanya,ia memang sengaja pulang kerumah mertuanya karena yang tau Manda ada dikantor Jean adalah papa mertuanya,jika ia pulang kerumahnya sudah pasti keluarganya akan menyuruhnya untuk mengerti dan akan membela Jean.
"Mas minta maaf sayang,Mas gak sengaja."Jean menangkupkaan kedua tangannnya sambil berlutut didepan kaki Maura dan mamanya.
"Kakak seharusnya mikir dong! Mo lagi hamil anak kakak,seharusnya bisa lebih sabar, dulu aja ngejarnya mati-matian sekarang_"
"JAYDEN!"tegur Raka.
"Jayden kesel pah,kak Je gak ada dewasanya banget!"dengus Jayden lalu duduk di kursi makan,lebih baik ia melanjutkan sarapan lalu pergi kekantor.
Jean kembali memohon maaf pada istrinya yang sama sekali tidak mau melihatnya,tadi ia benar-banar kelepasan dan kata-kata tersebut keluar begitu saja.
"Sayang,ngomong dong jangan diem kayak gini."Jean mengambil satu tangan Maura lalu meletakkan di pipinya."Mendingan kamu tampar Mas aja deh,jangan diem kayak gini."
Maura melonggarkan pelukannya lalu melirik Jean sekilas,ia benar-benar kecewa dan sakit hati pada Jean,bukan karena kata-katanya tapi suara Jean yang seperti membentaknya yang membuat ia sangat sedih.
"Mama,hmm Mo boleh disini dulu gak,Mo gak mau ketemu sama Mas Jean."ucap Maura membuat Jean membulatkan matanya.
"Sayang,kita pulang ya,kita selesaiin dirumah aja ya."bujuk Jean dan Maura menggeleng cepat.
"Mah,Pah boleh gak?"tanya Maura lagi.
"Iya sayang boleh ayok mama anter kekamar."Kayla melirik anaknya yang masih berlutut tapi ia juga harus menghargai keputusan menantunya,mungkin Maura ingin menenangkan diri terlebih dulu.
Sedari tadi Kayla dan Raka hanya mendengarkan dan menyimak perdebatan antara Maura dan Jean,mereka sama sekali tidak ikut campur masalah rumah tangga anaknya,tapi jika Jean sudah mulai kasar secara sikap dan perkataan maka Raka akan bertindak.
Setelah Maura dan mamanya masuk kedalam kamar,Jean mendudukkan dirinya dikarpet dengan lemas,dirinya memang keterlaluan bisa-bisanya meninggikan suaranya disaat Maura lagi sensitif seperti ini.
"Kamu pulang aja,biarin Maura sendiri dulu dia butuh waktu buat tenangi dirinya,kamu juga harus intropeksi."nasehat Raka,bukannya pulang Jean justru menidurkan dirinya disofa ruang tengah.
"Pah,aku pergi dulu ya."pamit Jayden pada papanya lalu beralih kepada Jean."Kak ayok ngantor!"ajaknya.
"Iya gih pergi ngantor aja,daripada disini nanti kalo Maura liat!yang ada dia makin males ngomong sama kamu."ucap Raka membuat Jean menatap papanya bingung.
"Maksud Papa?"
"Papa juga pernah kayak kamu waktu mama hamil,waktu itu papa biarin aja mama sendiri tapi gak sampai dua hari mama nyariin papa katanya bawaan anak pengen ketemu papanya."apa yang terjadi pada Jean dahulu Raka juga mengalaminya,hanya saja dulu Raka sempat bermain wanita tapi hal itu tentu saja tidak ia ceritakan pada Jean,karena yang tau hal itu hanya Laras.
"Serius?jangan-jangan papa bohong biar aku kekantor kan?"tebak Jean pada akal licik papanya.
Raka menjitak kepala putranya sedikit kuat."Ya udah kalo gak percaya,jangan tanya papa lagi apapun masalah kamu!"
Jean mendengus kesal padahal semua ini terjadi karena ucapan papanya semalam tapi semua orang menyalahkannya.
Tidak tau harus berbuat apa dirumah tanpa Maura,Jean akhirnya memutuskam pergi kekantor tapi sebelum pergi tak lupa ia kembali mampir kerumah mamanya untuk berpamitan pada Maura.
"Maura masih dikamar Mah?"tanya Jean.
"Iya,udah deh jangan dibujuk dulu biarin Maura sendiri aja sementara,biar dia tenang."Jawab Kayla mencegah Jean masuk kekamar yang ditempati Maura.
"Jean gak masuk cuma mau pamit aja."Jean melangkah menuju kamarnya,ia diam sejenak lalu menarik napasnya dalam-dalam.
"Sayang Mas pergi ngantor dulu ya,nanti kalo mau sesuatu telpon aja. Sayangnya papa jangan nakal ya jagain Mama selama papa kerja."teriak Jean dari luar kamar.
"Mas sayang dan cinta banget sama kamu Baby,Mas minta maaf soal yang tadi. I LOVE YOU." ucapnya Jean lagi lalu pergi.
Semoga saat ia pulang nanti Maura sudah baik-baik saja dan hubungannya kembali seperti biasa.
Tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely, Maura
Romantizm#lovestrory Jean And Maura (sequel Gaun Milik Laras) Jean sedikit mematung saat mendapati Gadis kecil yang dulu selalu mengikutinya kini berubah menjadi gadis dewasa yang cantik, ada perasaan aneh dihati Jean saat melihat Maura,perasaan ingin memili...