Lovely 48 (end)

1.7K 34 3
                                    

Happy reading😘

Sudah hampir siang tapi Fatih belum juga diantar oleh mamanya. Padahal rencananya Jean akan mengajak putranya untuk jalan-jalan sambil berbelanja. Dirinya sudah mencoba menghubungi Jayden beberapa kali tapi adiknya itu berkata sebentar lagi.

Karena sudah mau masuk makan siang Jean memutuskan untuk pergi kedapur membantu Maura memasak makan siang.

Istrinya terlihat sedang memotong jagung dan juga kentang."Mas aja yang potong sayang."Jean mengambil alih pisau lalu melanjutkan pekerjaan Maura.

"Sayang, masak apa hari in?"tanya Jean.

"Sayur bayam jagung, perkedel kentang sama balado udang."jawab Maura sambil mewadahi balado udang kedalam piring.

Keduanya bekerja sama menyiapkan makan siang, Semua yang Jean lakukan atas intruksi istrinya. Kini Maura makin mahir dalam memasak dan menunya juga semakin banyak.

"Kentangnya udah dingin nih sayang, terus diapain?"tanya Jean.

"Di halusin Mas, pake ini."Maura memberikan alat penghalus kentang tapi sebelum itu Maura memberi contoh bagaimana menggunakannya.

Hampir satu jam keduanya berkutat didapur kini semua masakan sudah selesai. Jean mencuci semua peralatan yang mereka pakai tadi. Sedang Maura menyusun semua masakan diatas meja makan.

Tak lama suara tangisan Fatih terdengar menuju ruang tengah, Fatih terdengar memanggil Mamanya.

"Ya ampun, pulang-pulang kok nangis."Maura segera mengambil alih Fatih dari Papa mertuanya.

"Tadi dia mau ikut Jayden, tapi Mama larang soalnya Jayden mau jalan sama pacarnya."beritahu Raka sambil menepuk-nepuk bokong Fatih.

Maura masih menimang-nimang putranya sambil terus mengelus punggungnya."Om mau pergi sama tante Mona nak, Nanti kalo adek ikut yang ada adek minta pulang. cep cep sayangnya Mama."

Fatih masih menangis sambil memeluk leher Maura. Karena terbiasa selalu ikut dengan Jayden, Fatih jadi merasa kehilangan saat Om-nya itu pergi.

"Om bentar aja kok, nanti pulang main lagi ya sama adek." Raka kembali menenangkan cucunya tapi Fatih malah menenggelamkan wajahnya dileher Maura.

"Papa mau pergi ya?"tanya Maura saat melihat papa mertuanya sudah terlihat rapi.

"Anak rekan bisnis papa nikah hari ini, tadinya mau ajak Fatih tapi dianya nangis." Raka mencium kepala Fatih yang masih memeluk leher Mamanya. "Opa pergi dulu ya, Nanti Opa beliin mainan lagi."

"Iya Opa."sahut Maura dan tak lama Raka pergi karena Kayla sudah menunggunya dirumah.

Maura mengajak anaknya berjalan-jalan ditaman belakang, Menunjuk kupu-kupu yang sedang hinggap di satu bunga dahlia. Tapi anaknya tak mau melihat, walaupun suara tangisannya sudah memelan tapi Maura masih bisa merasakan putranya mengeluarkan airmata.

"Sama Papa aja ya, adek mau sama Papa?"

"Ppa pa mpa."mendengar Maura menyebut papanya, Fatih langsung menegakkan kepalanya dan mencari keberadaan Jean.

Maura kembali masuk kedalam rumah."Papa, Papa, adek cariin Papa nih."

"Lah udah pulang, aduh duh_ sayangnya Papa kenapa matanya basah banget siapa yang jahat. Hum_" Jean langsung menggendong Fatih dan membawanya berjalan-jalan dalam rumah.

"Ppa pa mpa pa."celoteh Fatih.

"Iya ini Papa. Adek kenapa hum_ siapa yang jahat."

"Ay ayaa ya aa."

Fatih sudah tidak menangis lagi tapi celotehannya makin intens dan semakin kuat. Jean mencoba mengerti tapi hasilnya nihil dan pada akhirnya bertanya pada Maura.

My Lovely, MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang