Lovely 36

823 27 3
                                    

Happy reading😘

"Sayang ini masih pagi, jangan rujak ya_ yang lain aja."bujuk Jean, ini masih jam 7 pagi tapi Maura sudah minta rujak.

Saat jam 4 tadi Maura bangun karena perutnya mual dan akhirnya berakhir dicloset untuk memuntahkan semua isi perutnya, setelah merasa lebih baik Maura melanjutkan tidurnya dan saat bangun malah meminta rujak.

Kandungan Maura sudah menginjak usia 2 bulan, sejak saat itulah Jean sedikit kalang kabut menghadapi istrinya. Banyak makanan yang Maura minta tapi tidak pada jamnya. seperti minta lontong sayur dijam 2 siang, minta alpukat kocok di tengah malam, dan minta martabak manis dipagi hari dan sekarang Maura minta rujak.

"Sayang jangan nangis dong, perut kamu masih kosong nanti anaknya juga sakit loh perutnya."sebisa mungkin Jean bicara selembut mungkin, selain perubahan mood Maura juga lebih sensitif.

"Mas gak sayang sama aku, gak sayang sama anaknya!"Maura berucap sambil berurai airmata, kenapa suaminya ini tega sekali padanya. padahal perutnya sangat mual dan butuh rasa asam untuk mentralisirnya. Maura melangkah keluar kamar lalu menuju dapur untuk membuat teh hangat.

Untungnya ini hari minggu jadi Jean bisa membujuk Maura tanpa harus memikirkan terlambat ke kantor, ia mengikuti gerak Maura yang tengah membuat teh. Jean jadi dilema bisa saja ia meminta bibik dirumahnya untuk membuatkan rujak tapi disisi lain ini masih sangat pagi seharusnya mereka sarapan dulu.

"Sayang, mau sarapan apa?"tanya Jean lembut.

"Gak mau!"ketus Maura lalu membawa teh dan duduk dikursi makan.

Jean hanya melihat saja lalu ikut membuat kopi, setelahnya Jean juga membuat roti bakar dan mengupas buah melon dan apel lalu memotongnya, tak lama Jean ikut duduk disebelah Maura dan mulai menyuapi buah yang ia potong, syukurnya Maura mau menerima suapan darinya tanpa penolakan.

"Baby_ marah ya sama Mas?"

"Aku gak marah cuma kesel aja, padahal ini bukan mau aku!"ucap Maura membuat Jean segera memeluknya erat, Jean akan memberikan Maura apapun tapi untuk rujak sepagi ini rasanya ia tidak bisa mengabulkannya.

Jean kembali meminta maaf dan menjelaskan kenapa dirinya tidak mengabulkan permintaan Maura yang satu ini, saat Maura hamil entah kenapa kesabaran Jean bertambah besar entah itu karena naluri seorang ayah atau memang dirinya yang terlalu mencintai Maura. Tapi Jean masih selalu merasa tak percaya jika dirinya bisa menjadi suami dari Maura dan bahkan sekarang mereka akan dikaruniai seorang buah hati.

Dan akhirnya mau tak mau Jean memberi penawaran, jika siang nanti ia akan membelikan rujak dan akan membuatnya sendiri langsung ditempat abang penjual rujak.

"Bener ya, awas aja kalo bukan Mas yang buat, aku gak mau ngomong sama Mas."Maura sudah baik-baik saja saat Jean berjanji akan membelikannya rujak hasil buatannya sendiri.

"Iya sayang." Entah apa rasanya yang penting bagi Jean,Maura sudah kembali ceria seperti biasa.

Tak lama suara pintu terbuka menampilkan bik Minah, Bik Minah datang untuk membersihkan rumah Maura. Sampai hari ini Laras belum menemukan Art untuk mengurus rumah Maura, jadi untuk sementara bik Minah secara bergantian membereskan rumah.

Tapi bik Minah datang tidak dengan tangan kosong, ditangannya sudah ada kotak plastik berisikan rujak serut buatannya. Maura langsung sumringah saat Maura menerima kotak tersebut.

"Bibik kok tau aku lagi pengen rujak, tadi aku minta sama Mas Jean tapi gak dikasih, bibik emang lebih pengertian, makasih ya bik."ucap Maura lalu menyimpannya di lemari es,setelah makan siang nanti ia akan menyantap ini.

My Lovely, MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang