Lovely 23

1K 39 3
                                    

Happy reading😘

Maura berlari mengikuti para perawat yang membawa Jean ke ruang IGD,ia menunggu dengan gelisah,seharusnya ia tak perlu pergi dari Jean dan mengalah saja. Maura benar-benar merasa sangat bersalah.

"Gimana nih,Kak Jean maafin aku."Maura menunggu Jean sambil terus menangis.ia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri jika sesuatu yang fatal terjadi kepada Jean.

"Keluarga bapak Jeandra Hendrawan."

Maura langsung masuk untuk menemui dokter yang memeriksa keadaan Jean."Bapak Jean mengalami retak pada tulang kaki sebelah kanan dan cedera pada tulang dada akibat benturan terlalu keras_"

"Terus saya harus gimana dok?"tanya Maura panik,mendengar Jean seperti itu membuat Maura tidak tau harus berbuat apa.

"Tenang bu,bapak Jeandra sudah diatasi dan bisa kembali seperti biasa hanya saja membutuhkan waktu yang cukup lama,untuk sementara kami akan memasangkan gips pada kaki pasien."ujuar dokter kembali.

"Apa saya boleh liat Dok?"

"Pasien sedang di pindahkan ruang rawat inap,ibu bisa menjenguk bapak Jeandra disana saja."ujar dokter lalu menunjukkan ruang rawat Jean.

Cukup lama Maura menunggu akhirnya para perawat datang membawa Jean lalu memindahkannya ke ranjang rawat inap,Jean belum juga sadarkan diri dan Maura masih setia menunggunya.

"Maura."

"Tante kay."Maura langsung memeluk Kayla sambil terus menangis."Maaf tante,ini semua karena Mo! tadi kak Jean udah panggil tapi Mo gak mau dengar,Maafin Mo tante

"Udah sayang,gak pa-pa ini semua memang sudah takdir. Jean juga baik-baik aja jadi kamu jangan nyalahin diri kamu sendiri ya."ujar Kayla mencoba menenangkan Maura.

"Tapi kak Jean belum sadar tante,Mo takut."ucap Maura menangis sesenggukan.

"Iya sayang,itu karena Jean masih shock dan pengaruh obat,kita tunggu aja."peluk Kayla sambil mengusap punggung Maura.

Sebelum menemui Jean,Kayla memang lebih dulu menemui dokter yang menangani anaknya. sesama dokter Kayla tau bagaimana kondisi anaknya saat ini,pemulihan pada cedera yang dialami Jean memang membutuhkan waktu yang lama dan terapi yang banyak.

Jean masih belum membuka matanya padahal hari sudah malam,sedang Maura masih setia menunggu duduk disamping ranjang,Ia terus memanggil Jean agar segera bangun. Maura ingin meminta maaf dan menarik semua ucapannya tadi siang. ia juga bersedia menikah dengan Jean walaupun belum menyelesaikan kuliahnya.

"Kakak."

"Papa, mama."Maura kembali menangis dipelukan Adrian.sepertinya ia akan terus menangis sampai Jean membuka mata dan memaafkannya.

Tak lama suara pintu kembali terbuka dan menampilkan kayla disana,Laras langsung menghampiri Kayla dan memeluk calon besannya itu sambil terus memberikan kalimat penenang.

"Iya Ras, aku baik-baik aja. kalian bawa Maura pulang sekalian ya,kasian dari tadi nangis mulu, padahal aku udah bilang Jean gak pa-pa."Kayla mengusap kepala Maura yang kini tengah berada dipelukan Adrian.

"Tapi Jean beneran gak pa-pa,Mbak?" jika melihat keadaan Jean membuat Laras tak yakin. Dada Jean sudah terpasang perban yang begitu tebal dan kakinya juga sudah terbungkus dengan Gips,ditambah lagi Jean belum sadarkan diri.

Kayla segera mengangguk."Cuma butuh waktu aja Ras,semua baik-baik aja gak usah khawatir."

Cukup lama Laras dan Kayla mengobrol, tak lama Raka dan Jayden datang untuk melihat keadaan Jean.Raka mencium kening putra sulungnya lalu mengusap kepalanya sayang,tadi istrinya sudah menjelaskan keadaan anaknya jadi Raka hanya bisa menghela napas dan bersabar.

My Lovely, MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang