Happy reading 😘
Sudah tiga hari ini Maura sangat menghindari Jean,ia harus pergi pagi-pagi dan pulang secara sembunyi-sembunyi.kemarin Jean menjemputnya pulang tapi Maura meminta kepada Jessi agar memberitahu Jean bahwa ia sudah pulang.
Hari ini sebelum keluar gedung kampus,Maura kembali meminta kepada Jessi untuk melihat keberadaan Jean,apakah Jean ada didepan kampusnya dan ternyata tidak ada,hal itu membuat Maura dapat bernapas lega.
"Mau sampai kapan Ra,lo menghindar terus dari Om Jean."ucap Jessi, terkadang ia merasa iba dengan Jean,beberapa hari ini Jean selalu datang dan bahkan menunggu berjam-jam didepan gedung kampus mereka.
"Gue bingung Jes,Gue sayang sama kak Jean dan perasaan sayang yang gue miliki gak pernah berubah,tetap pada tempatnya tapi Gak Jean enggak!dia sayang sama Gue sebagai seorang wanita."tutur Maura.ia juga lelah dengan apa yang dirinya lakukan sekarang, menghindar dari Jean malah membuatnya semakin merasa bersalah, tapi jika ia bersikap seperti biasa pasti perasaan Jean semakin dalam terhadapnya.
"Lo beneran gak punya perasaan lain sama Om Je?perasaan kayak lo jatuh cinta sama Mahen dulu?"Jessi ingin memastikan apa yang sahabatnya ini rasakan,bersahabat lebih dari 3 tahun membuat Jessi sangat memahami Maura,sahabatnya ini adalah tipe orang yang selalu terlambat menyadari sesuatu.
"Bener Jes! gue biasa aja waktu kak Jean bilang mau ketemu kak Manda. gak ada perasaan yang buat gue marah."Maura berkata jujur tentang apa yang ia rasakan terjadap Jean,perasaannya memang hanya sebatas rasa sayang terhadap seorang kakak.
Jessi hanya menganggukkan kepala,jika memang sahabatnya sudah berkata dengan nada se-yakin itu,berarti Maura memang tidak memiliki perasaan lebih. Ia selalu berharap Maura mendapatkan yang terbaik.
Tak lama pak Adi datang,Maura pun mengajak Jessi untuk pulang bersama walaupun rumah mereka beda arah, tapi Maura tidak keberatan jika mengantarkan Jessi pulang.
"Ra,apa lo gak mau coba buat nerima Om Jean. Dari semua cowok yang deketin,menurut gue cuma Om Jean yang niat banget."tutur Jessi.
Maura hanya menggeleng pelan,saat ini otaknya seperti malas untuk berpikir,ia tak perduli dengan perasaan Jean.jika memang Jean sudah tak bisa menyayangi dirinya lagi sebagaimana biasanya, maka Maura akan menghindar sejauh mana ia bisa.
Sampainya dirumah Maura dikagetkan dengan Papa dan Mamanya yang sepertinya akan bersiap untuk pergi. "Loh pada mau kemana?"
"Kak,Om Randa meninggal jadi papa sama Mana mau ke pelembang sore ini_"
"Apa?! Om Randa meninggal,kalo gitu Mo siap-siap dulu."
Adrian segera menarik tangan Maura dan melarangnya untuk ikut,karena memang mereka hanya pergi 3 hari ditambah lagi tidak ada yang menemani Lila dirumah.
"Tapi Pah_"
Adrian segera menggeleng dan memberi pengertian kepada Maura,ia tak mau jika Maura bolos kuliah dan kelelahan saat disana.
"Papa cuma 3 hari kak,lagian Adek kasian gak ada temennya."
"Hmm_ ya udah deh,papa sama mama hati-hati,terus kabari kalo udah sampai."Maura memeluk Papanya erat lalu mencium kedua pipinya,begitupun dengan Mamanya.
Setelah mengantar orangtuanya kedepan pintu,Maura langsung masuk ke kamar untuk mandi,setelah itu ia menuju dapur meminta bibi untuk menyiapkan makan malam.
"Lila,belum pulang ya bik?"sedari pulang ia belum melihat adiknya.
"Tadi pergi Non,sama nyonya Luna katanya mau beli sepatu."jawab bik Mina sambil menata ayam ke atas piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely, Maura
Romance#lovestrory Jean And Maura (sequel Gaun Milik Laras) Jean sedikit mematung saat mendapati Gadis kecil yang dulu selalu mengikutinya kini berubah menjadi gadis dewasa yang cantik, ada perasaan aneh dihati Jean saat melihat Maura,perasaan ingin memili...