Lovely 14

1.2K 51 2
                                    

Happy reading 😘

Semakin hari,Jean semakin menunjukkan perhatiannya kepada Maura. setiap hari sebisa mungkin Jean akan menjemput Maura tapi ada kalanya ia tak bisa, karena beberapa meeting yang mengharuskan dia ada.

Seperti hari ini,Maura baru saja keluar dari kelas dan langsung mengecek ponselnya yang sedari tadi terus berdering,ada 16 pesan dari Jean. pria itu berkata tidak bisa menjemputnya dan bagi Maura itu tidak masalah.

"Ra, ngemall yuk."ajak Mona.

Maura mengangguk lalu melihat kanan dan kiri mencari keberadaan Jessi."Kita berdua aja?"tanyanya.

Mona mengangguk."Jessi lagi ngedate sama Albi."

Seperti biasa mereka akan berangkat diantar oleh Pak Adi,setelah itu Maura akan meminta supirnya untuk pulang.

Berhubung Jessi tidak ikut jadi mereka hanya akan makan,mengelilingi Mall,mencicipi makanan disetiap outlet camilan dan tentunya ke arena bermain, karena yang biasanya belanja sedang tidak ikut.

"Ra, gimana hubungan lo sama si om?lo seharusnya tanya tentang status kalian,kejelasan hubungan itu penting Ra."ujar Mona.

Pertanyaan Mona membuat Maura langsung memanyunkan bibirnya, dirinya juga tidak mengerti dengan hubungannya bersama Jean.Tidak ada status pasti tapi Jean memperlakukannya seperti seorang kekasih.

Waktu itu Maura ingin menanyakannya langsung tapi panggilan telepon dari ponsel Jean membuat Maura mengurungkan niatnya, nyalinya ciut saat nama Vivi tertera disana sedang memanggil dan yang membuat Maura makin yakin kalau Jean dan Vivi memiliki hubungan. Satu hal yang membuat Maura yakin adalah Jean yang langsung menjauh saat mengangkat panggilan dari Vivi.

"Gue gak berani Mon,takut ternyata Kak Jean punya hubungan sama kak Vivi,gue juga takut Kak Jean baru sadar kalo sayang yang dia punya memang cuma rasa sayang sama adiknya."ujar Maura dengan segala spekulasinya.

"Aahk, lo kebanyakan takutnya Ra."sahut Mona. pasalnya Jean selalu menjemput Maura dan ia bisa melihat sendiri, bagaimana cara Jean memandang dan memperlakukan sahabatnya ini. rasanya mustahil jika Jean menganggap Maura sebagai seorang adik.

"Tapi lo sayang gak sama Om Jean?"tanya Mona kembali dan Maura mengangguk yakin.

Setelah puas makan dan bermain keduanya memutuskan untuk pulang ditambah lagi waktu sudah sore.

"Ra,gue toilet bentar ya."pamit Mona.

Maura menunggu Mona di depan toko perhiasan yang pernah Maura dan Jean datangi saat membeli kado untuk Kayla,ia teringat tentang satu cincin yang merik perhatiaannya saat itu. Maura mencoba untuk masuk dan berharap cincin itu belum dibeli orang.

"Maaf Mbak,cincinnya sudah sold out dan kebetulan itu tingal satu-satunya."

Maura hanya bisa menelan kekecewaan,  tau begitu seharusnya waktu itu ia lansung beli saja. penyesalan memang selalu datang belakangan. Maura keluar dari toko dengan keadaan lesu sesuatu yang ia suka gagal ia dapatkan.

Buughh

"Maaf, maaf kamu gak_ Maura?"

Maura membulatkan matanya melihat wanita yang mengganggu pikirannya saat bersama Jean ada dihadapannya."Kak Vivi."

"Kamu gak pa-pa?"tanya Vivi khawatir.

Maura hanya mengangguk lalu membenahi pakaiannya, Maura memperhatikan Vivi dari atas sampai bawah. Untuk seorang wanita,Vivi adalah gambaran yang sempurna yang memiliki wajah yang cantik dan kulit yang sehat, ditambah lagi tutur katanya yang sangat lembut.

My Lovely, MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang