Lovely 15

1.4K 61 5
                                    

Happy reading 😘

Maura baru saja menyelesaikan mandinya dan bersiap untuk memakai baju,tak lupa ia juga memoles sedikit wajahnya agar terlihat lebih segar.

Akhir-akhir ini Maura terlihat lebih berisi dan pipinya kembali chubby,bagaimana tidak! Jean terus mengajaknya makan dan jalan-jalan lalu berakhir membeli camilan.

Drrtt

Maura segera mengangkat panggilan dari Jayden.

"Mo,sebelum pergi mampir kerumah bentar ya.titip buku punya Albi."

"Hah_  lah kenapa harus nitip, kan_ ?Ay,lo lagi sakit ya?"suara Jayden terdengar serak dan beberapa kali Maura mendengar Jayden sempat terbatuk.

"Iya nih, gue demam."

"Siapin aja bukunya,habis sarapan nanti gue langsung mampir."

Maura segera membereskan barang-barangnya dan segera memakai sepatu, ia menuruni anak tangga dengan sedikit tergesa.

"Kenapa buru-buru gitu sih kak,nanti jatuh."tegur Adrian dan hanya dibalas cengiran oleh Maura.

"Papa mau ke surabaya,kalian baik-baik ya selama papa gak dirumah."pesan Adrian.

"Papa berapa hari?uang saku aku belum papa kasih."ucap Lila.

"Uang saku minta sama Mama."Adrian melirik putri bungsunya yang lansung cemberut.ia sengaja mengatakan demikian karena dari kedua anaknya Lila lah yang paling boros.

Dirumah Laras lah yang paling ditakuti oleh anak-anaknya,istrinya itu tidak bisa dirayu dengan mudah,lain hal dengan dirinya yang tidak tega kala anak-anaknya mengeluarkan jurus mautnya alias menangis.

"Kenapa cemberut?gak suka kalo Mama yang kasih."tanya Laras.

"Gak ahk,siapa yang cemberut Mama cantik."Lila langsung melebarkan senyumnya dengan terpaksa membuat Laras terkekeh pelan.

Sedang Maura hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya yang kadang diluar nurul.

"Mah, Mo berangkat dulu ya."Maura mencium punggung tangan Mamanya lalu mencium kedua pipinya,begitupun dengan Papanya.

"Belajar yang pinter,sayangnya Papa."ucap Adrian.

"Aku bukan sayangnya Papa!"celetuk Lila bercanda.

"Bukan."

"Ck,PAPA_"rengek Lila, Padahal ia hanya bercanda tapi Papanya malah iseng.

"Ha ha ha."Maura tergelak lalu pergi meninggalkan adik dan papanya yang sama jahilnya.

Maura meminta pak Adi untuk berhenti didepan rumah Jayden."bentar ya pak."

"Iya non."sahut Pak Adi.

Maura berjalan menuju ruang makan dan disana sudah ada Jean,Om Raka dan tante Kayla.

"Pagi Om,pagi tante Kay yang cantik."sapa Maura membuat Kayla langsung tersenyum.

"Eh calon menantu,Mo kamu udah sarapan belum?ayo sini."ajak Raka dan Maura menggeleng sambil tersenyum.

"Udah Om dirumah,Tadi Jayden bilang mau titip buku buat Albi. Mo keatas dulu ya Om."Maura langsung manaiki anak tangga menuju kekamar Jayden tanpa memperdulikan tatapan horor Jean.

Jean merasa ada yang aneh dengan sikap Maura,padahal semalam sore gadis itu masih menghubunginya dan ia merasa tak membuat kesalahan apapun tapi kenapa Maura mengacuhkannya.

Sudah hampir 15 menit dan Maura belum keluar juga dari kamar Jayden, hal itu membuat Jean tak tenang. Kenapa juga Jayden harus menghubungi Maura hanya untuk menitipkan buku.

My Lovely, MauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang