-01- plus [CAST]

1.3K 23 0
                                    

Happy Reading 💜

jangan lupa vomentnya...

•••

DRRRTTT DRRRTTT DRRRTTT

"KARAAA! HAPE LO BUNYI TUH DARI TADI! BURUAN ANGKAT, BERISIKK!" teriak Jayen yang sudah jengah dengah suara dering ponsel milik Kara.

"Ck! Siapa juga sih yang telepon?!" Kara meraih ponselnya yang ada di atas meja dan menampilkan rentetan nomor tak di kenal.

"Halo!" serunya setelah panggilan tersambung dengan suara ketus yang tak dapat di sembunyikan.

"Kara, di sana ada Aksa gak? Suruh dia cek hp nya, ini penting soalnya."

Mendengar itu Kara lantas melirik pada Aksa yang sedang sibuk menghisap rokoknya.

"A-ada, O-oh.. Iya tante, siap!" setelahnya sambungan telepon pun berakhir.

Jayen melirik penasaran, "Siapa? Kok manggil tante? Jadi, gigolo lu?"

"Palalu! Nyokapnya Aksa barusan. Heh, jing! Buka hape lu buruan, mak lu telepon gue nih!" ucap Kara pada Aksa yang kini mematikan rokoknya pada asbak.

"Tumben tante Hani telepon lu?"

Kara mengedikkan bahu, "Mana gua tahu, katanya penting sih."

"NASPAD DATAANGG~" tak lama suara riuh datang dari arah pintu membuat Jayen serta Kara menoleh, berbeda dengan Aksa yang baru saja mengaktifkan ponselnya setelah 5 jam ia matikan guna menghindari teroran sang pacar.

"Akhirnya~ Lama bener lo nyet!"

"Masih mending gua beliin, masih aja ngomel! Sadar diri!" hardik Theo sembari menyimpan kantung plastik berisikan 7 bungkus nasi padang.

"Sa, makan dulu nih! Galau juga harus pake tenaga kali," Abram menyodorkan sebungkus nasi padang ke arah Aksa, namun lelaki itu tidak menggubrisnya dan sibuk pada ponselnya.

"Iya, ada apa, Mih?"

"Ada apa, ada apa! Kamu lihat pesan Mamih gak sih? Dari tadi di telepon gak di angkat-angkat! Cepetan pulang! Seneng banget sore-aore begini keluyuran!"

Semuanya yang ada di sana lantas menoleh.

"Jir! Suara Tante Hani kedengeran sampe sini, padahal gak pake speker," gumam Kara dengan mulut penuh makanan.

"Emang ada apa, Mih? Aksa gak mau pulang kalo mamih masih bahas masalah kemarin," balas Aksa tenang membuat semua temannya tak berani untuk menimbrung.

"Justru itu, malem ini kita mau ke rumah Pak Arlo buat bahas perjodohan kalian."

Helaan napas berat terdengar dari lelaki itu membuat Theo menoleh, namun tak berani mengeluarkan suara.

"Kenapa sih, Mih? Aksa gak mau di jodohin!"

Kontan semuanya menoleh, bahkan Abram sampai tak jadi menggigit paha ayam setelah mendengar penuturan Aksa yang cukup mengejutkan.

"Mamih sama Papih ada alasan melakukan ini Aksa! Tolong jangan buat sulit!"

"Alasan apa kalau gitu?!" Aksa sudah kepalang emosi dengan pembahasan itu, lelaki itu sudah cukup lelah dengan pertengkaran yang dialaminya dengan Lena_pacarnya, jangan sampai mamihnya pun ikut membuat kepalanya nyaris meledak.

FRIONAKSA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang