-38-

113 3 0
                                    

w ga sanggup kalo onah ama aksah berantemnya kelamaan, sowrehh mungkin konflik selanjutnya 😾😗

Happy Reading!

•••

Ona melenguh saat merasa tidurnya terusik. Meski begitu matanya tak terbuka dan hanya bergerak sehingga semakin mendekat pada Aksa yang duduk di tepi ranjang.

Aksa kembali mengusap kepala sang gadis dengan lembut berusaha untuk kembali menenangkan gadis itu agar kembali pulas, namun bukannya semakin nyenyak Ona malah membuka matanya dengan setengah sadar, "Aku emang lagi mimpiin dia... Tapi, bukan berarti dia ada di depan aku juga..."

Suara parau itu membuat Aksa mengulum senyum. Beruntung Aksa langsung mendatangi gadisnya, jika tidak mungkin Aksa akan tersiksa di landa kerinduan.

"Ini memang aku, Sayang..." balas Aksa pelan.

Aksa pikir Ona akan kembali tidur, namun ia salah. Gadis itu justru mengangkat kepalanya untuk memastikan bahwa penglihatannya tidaklah salah. Setelah mengucek matanya barulah Ona bangkit dan menjauh.

Ya, menjauh. Mungkin baru sadar bahwa ini bukanlah mimpi dan teringat bahwa ia masih berperang dingin dengan lelaki di depannya ini.

"Kenapa kamu ada di sini? Tahu dari mana?" tanya Ona ketus setelah seluruh nyawanya terkumpul. Suaranya sangat dingin sehingga Aksa lupa bahwa Ona pun masihlah perempuan normal yang masih bisa merajuk.

"Aku rindu kamu, Sayang... Bunda yang kasih tahu."

Ona mencebik. Niatnya untuk mendiami Aksa selama seminggu gagal total.

"Kamu rindunya gak sama aku doang, kan??? Pasti sama Cimey juga rindu! Harusnya kamu samperin Cimey juga!"

"Kok gitu ngomongnya, Sayang?? Aku sama Cimey udah gak ada hubungan apa-ap__"

"Bohong! Aku lihat kalian pelukan di lantai dua. Cimey masih sukak kamu, Aksah! Dia gak mau kamu sama aku!"

Aksa menggeleng pelan dan menggenggam kedua tangan Ona yang menganggur, "Gak gitu, Sayang... Mau Cimey ngotot sama aku, tapi aku maunya sama kamu, gimana? Aku mau tetap sama kamu selamanya, Sayang... Berhenti bahas Cimey, aku gak suka."

Ona menunduk, "Aku juga gak sukak bahas Cimey. Dia jahat Aksah... Handphone aku rusak gara-gara Cimey banting..." adu Ona pada akhirnya.

Oalahh... Pantesan sejak tadi handphone nya gak aktif.

"Gapapa, Sayang, nanti kita beli yang baru, ya?"

Ona mengangguk lemah. Aksa mengukir senyum. Bukankah sekarang mereka sudah berbaikan?

"Aksah... Aku pikir kamu bakal pergi setelah pakai aku..."

Aksa terkejut mendengar penuturan itu, "Ya ampun, Sayang... Kok bisa mikir kayak gitu?? Aku gak setega itu, apalagi sama kamu, aku gak mungkin pergi."

"Aku ingat Cimey bilang kalian pernah main gila yang hot-hot..."

Aksa menyugar rambutnya kasar, "Astaga... Dia ngomong apa aja sih sama kamu, Sayang???"

FRIONAKSA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang