-34-

102 3 0
                                    

part ini agak sensitif. mohon bijak ya yang masih di bawah umur. thx guys 😘

w baiq banget kan double up 😼

Happy Reading!

•••

Aksa menangkup sebelah rahang Ona dan mengusap pipinya lembut membuat Ona terbuai, pipi yang di mana pernah Lena tampar dua kali.

"Masih sakit, Sayang?" Aksa bertanya tiba-tiba walaupun ia tahu jawabannya.

Ona menggeleng, "Sekarang udah gak."

Aksa terus mengusap pipi tembam Ona dengan ibu jarinya. Ona memejamkan matanya nampak menikmati usapan yang Aksa berikan.

Perlahan Aksa menaikan sedikit dagu Ona hingga wajah manis gadis itu terlihat lebih jelas. Selalu cantik. Aksa tak bisa memberikan komentar lain selain itu, Ona terlalu cantik dan terlalu baik untuk di jahati. Istrinya tidak pantas di perlakukan kasar seperti itu, apalagi dengan mantan pacarnya.

Cup...

Ona mengerjap. Jantungnya tak dapat berbohong jika sekarang ia benar-benar salah tingkah setelah Aksa dengan berani mengecup pipinya.

Ona menatap Aksa yang menatapnya sayu. "Aksa... Kamu ngantuk, ya? Tidur aja gih, gak bakal aku habisin kok apelnya."

Mendengar itu dari sang gadis sukses membuat Aksa terkekeh dan menggeleng, "Aku gak ngantuk. Aku cuma..." Ona menunggu; merasa penasaran dengan kata selanjutnya yang akan Aksa katakan. ".... Mau kamu??"

"Mau aku???" Ona bingung. Aksa justru mengangguk pelan.

Ini harusnya sudah menjadi alarm berbahaya, namun karena Ona tidak menyadarinya jadi Aksa biarkan saja.

"Sayang, kamu bilang bisa bikin bayi?"

Ona mengangguk walau tak mengerti mengapa Aksa bertanya demikian, "Bisa kok. Kan udah belajar di mapel biologi."

"Tahu cara bikinnya?"

Ona menelan ludah. Ona gak bego ya kalau masalah ini.

"Tadi kamu bilang bisa bikinnya, jadi tahu juga dong caranya?"

"Eung... Aksa, aku belum siap hamil, jangan dulu unboxing aku..."

Yailaahh...

Aksa tak kuasa untuk tidak mencubit pipi Ona, "Lucu banget sih kamu? Siapa bilang aku mau hamilin kamu? Aku juga masih waras, ya."

"Tapi, kamu kelihatan kayak mau makan aku..."

Gak salah sih...

Aksa membuang napas kasar dan menjauhkan jaraknya yang tadi hanya berjarak dua jengkal.

"Ya udah, aku ke kamar duluan, ya? Mau mandi."

"Eh, tunggu!" tahan Ona menarik kemeja jeans Aksa yang di jadikan outher.

"Kenapa, Sayang?"

FRIONAKSA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang