-33-

126 3 0
                                    

w ingin vote dari kalian, seyeng, tolong vote atau kalian w aduin si Aksahh 😡

baca doa dulu sebelum mulai baca, bebs!

Happy Reading!

•••

"A-a-aksa... Kamu ngapain deket-deket??" Ona gugup, namun bukan karena jarak mereka yang cukup dekat melainkan takut jika Aksa menyadari rona merah di pipinya yang hadir akibat tamparan Lena.

"Pipi kamu merah, Sayang... Kayak ada yang nampar..." sejujurnya Aksa ragu, ia berharap jika benar ada yang melakukan hal itu Ona akan langsung mengadu padanya. Namun, yang Aksa dapati justru gelengan ragu dari gadis manisnya.

"Gak ada lah aku di tampar... Siapa yang berani," Ona memalingkan wajahnya.

"Oh iya, belalang kamu mana? Tadi habis COD kan bareng Seno? Udah aku bayar lho karena Seno bilang kamu lupa bayar."

Aksa meneliti wajah Ona yang menegang. Dari mata Ona yang berlarian saja Aksa sudah sadar jika ada sesuatu yang gadis itu sembunyikan.

"Kenapa, Sayang? Kamu bisa cerita sama Abram, tapi sama aku gak bisa, padahal aku jelas lebih berhak tahu masalah kamu," Aksa mengusap lembut rahang Ona membuat gadis itu terbuai, "Kamu pasti gak sadar ya kalau selama ini kamu kurang terbuka sama aku? Kamu gak pernah cerita beban dan masalah kamu padahal kamu tahu kalau aku suami kamu. Sayang... Kalau ada apa-apa, tolong cerita, ya??"

Akhirnya Ona melirik Aksa walau masih ada keraguan di dalamnya. Entahlah, Ona hanya takut. Namun, setelah Ona bercerita pada Abram pun ternyata tidak membuatnya lega.

"Tapi, kamu sendiri kayaknya gak sadar juga kalau kamu gak terbuka sama aku. Aku kira... Aku dunia kamu, tapi ternyata masih Cimey pemenangnya..." Ona buka suara yang sukses membuat kening Aksa berkerut. Kenapa Lena di bawa-bawa?

"Tunggu... Kenapa kamu bahas Lena? Ini ada hubungannya sama dia?"

Ona mendengus membuat Aksa tertegun, ini kali pertama Aksa melihatnya. Nampak seperti bukan Ona.

Ona bangkit dan duduk membuat Aksa mengikuti hal serupa. Ona merapikan rambutnya hingga bekas merah di pipinya semakin jelas terlihat.

"Aksa, maaf... Aku kira aku kuat selama ini..." Ona menunduk beberapa detik dan kembali mengangkat kepalanya sehingga manik keduanya saling terkunci. "Aku pikir aku kuat selama ini... Nyatanya aku gak bisa... Hari ini aku kehilangan belalang aku yang tadi aku beli dari Seno. Aku sakit hati banget sampai rasanya dada aku sesak..."

"...Aku pulang. Dan Abram datang buat nemenin aku..."

"Gak. Sebelum pulang pasti ada sesuatu terjadi sampai pipi kamu merah begitu, kan? Tolong ceritain semuanya, biar kita selesain semuanya sekarang. Aku tahu udah ada yang aneh sejak kamu mendadak pulang tadi," walaupun ucapannya terdengar tegas, namun tangannya masih dengan setia menggenggam tangan Ona.

Ona memalingkan wajahnya, sedikit ragu untuk memberitahu, "Cimey nampar aku..."

"Lena?" seru Aksa tak percaya. Tidak, Aksa percaya Lena pasti melakukan sesuatu pada Ona, tapi Aksa tak pernah menyangka jika gadis bengis itu akan nekat menampar gadis tersayangnya.

FRIONAKSA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang