-36-

686 12 0
                                    

Double up nichh perkiraan ending part 45 atau 50. Gimana mood, semoga masih betahh, sengg! 😗

Happy Reading!

•••

"Sahara hamil."

Anjritt....

"Hah? Serius lo? Kok bisa?"

"Ya bisalah."

"Gak. Maksud gue, Aksa aja yang udah merid Ona nya belum ngisi tuh. Kok lo bisa nyuri start, sih?" pertanyaan beruntun plus memusingkan dari Kara itu berhasil membuat Jayen menghela napas panjang dan mengangkat wajahnya menunjukkan rautnya yang penuh kegelisahan.

"Gak taulah itu. Gue pusing nih sekarang harus gimana, ya?" tanyanya bodoh, sudah jelas jawabannya hanya satu. "Tanggung jawablah, dongo! Jual tuh gitar-gitar lo buat dana kawinin Sahara!" decak Abram yang ada benarnya, tapi Jayen tidak rela.

"Gue belum cerita ke bonyok gue..."

"Pasti takut lu, ye? Takut di hantam sama mogabi lo?" si Theo emang kadang kampret juga bukannya nenangin, ini malah ngomporin minta banget di gibeg.

"Terus Sahara nya gimana?" Kara masih penasaran dan terus mengorek informasi. Pantas ia curiga karena Jayen tidak ada kabar selama dua hari, ternyata eh ternyata... Habis tekdungin anak orang.

"Sedih lah tuh cewek, gila lo ya pake nanya lagi!"

"Makanya pacaran tuh tahu batasan! Lo sange dikit pengen nelanjangin anak orang!" celetuk Sandi. "Heh! Di jaga ya mulut lo! Gue lakban juga bibir lo pake semen!" sahut Jayen frustrasi.

Theo menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa dan matanya tak sengaja melihat Aksa yang sejak tadi diam dan bergantian menatap Abram yang sama-sama diam. Merasa sedikit tak percaya jika kedua temannya ini sama-sama menyukai perempuan yang sama.

"San, lo beneran naksir Ona?" pertanyaan Theo membuat semua mata menatapnya. "Iyalah, masih ragu lo?" jawab Sandi.

"Nahh... Mending, daripada si icibos sama si Abram berantem lebih baik lo aja yang hamilin Ona jadi tuh cewek milik__ anjing!"

"Ngomong lagi lo kalo berani!"

"Am-ampun bos... Sakit kuping gue! Jangan lo pelintir juga gila!" ringis Theo kesakitan namun Aksa gak peduli hingga dirinya puas.

"Mampus! Lagian lo congornya ada-ada aja! Gue mah santai kali," sahut Abram.

"Gue ketinggalan apa sih?" Jayen bertanya-tanya.

"Gak nyimak di grup lo?"

Jayen menggeleng, "Boro-boro baca grup. Buat buka hape aja gue udah males gegara masalah itu."

"Si Abram suka Ona. Niatnya sih mau nikung."

"SANDII! Gue banting juga lo ya! Sekate-kate kalo ngomong!"

"Bener kan gue?"

"Bener dikit."

"Ck! Coba aja lo kalo bisa!" Aksa berdecak sombong membuat Abram mendelik, "Kalo Ona bosen pasti larinya ke gue. Lagian urusin dulu noh si Cimey!"

FRIONAKSA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang