-12-

232 9 0
                                    

siapa yang kangen kebloonan Ona, cungg 😭☝

Happy Reading 💜

•••

Aksa sekali lagi menoleh untuk memeriksa motornya yang sudah terparkir rapi di garasi samping rumahnya. Laki-laki itu lantas memasukkan kunci motornya ke saku celana dan menyugar rambutnya kemudian membuka pintu dan masuk.

Keadaan wajahnya yang sedikit babak belur membuatnya berkali-kali menghela napas pelan. Ia harus cepat-cepat mengobatinya agar Ona tak heboh saat melihat luka wajahnya mengingat gadis itu sangat dramatis jika menghadapi suatu keadaan.

CEKLEK...

Masuk ke dalam kamar, Aksa menghela napas lega melihat Ona sudah tengkurap di ranjang.

Setelah membuka jaket dan tersisa kaos hitam dan celana jeans, Aksa berjalan menuju laci-lacian untuk mencari obat merah untuk mengobati lukanya.

"Nyari apa kamu? Mau maling ya?"

Anjritt! Sumpah demi apapun Aksa kaget sampai mau ngumpat tapi berhasil ia tahan.

Laki-laki itu mendongak dan melihat Ona yang terduduk dengan wajah bantalnya.

Aksa refleks buang muka.

"Ngapain lo bangun? Tidur lagi sana," ketus Aksa, namun Ona tak mengindahkan dan memfokuskan atensinya pada Aksa yang terlihat aneh.

"Kamu kenapa sih? Beneran mau maling ya? Jangan maling, soalnya aku gak punya barang berharga selain HP!"

Tuh kan.

"Bukan. Ngapain juga gue maling di rumah gue sendiri?"

Tak sengaja Ona melihat sudut bibir Aksa yang keluar darah, kontan gadis itu memekik dengan mata membelalak.

"Omaygattt... Bibir kamu kenapaaaa? Sariawan yaa? Minum adem sari gih..."

"Gue gak sariawan."

"Tapi itu bibir kamu keluar darah..."

"Gue abis gelut, Onaaaa..." jengkel Aksa hingga tak sadar kini ia menunjukkan wajahnya pada Ona sehingga wajah lebamnya tertampang.

"Belutt? Kamu maen belut di mana sampai benyok begitu?" Ona mendekat dan hendak menilik wajah Aksa lebih dekat, namun laki-laki itu justru menghindar.

"Aku obatin ya?" tawar Ona prihatin.

"Gak usah, gue bisa sendiri. Betadine nya ada di mana?"

"Ada di atas kulkas."

Aksa lantas melenggang untuk mengambil betadine, setelah ada di tangan laki-laki itu duduk di sofa dan membuka tutup betadine.

"Aku bantuin aja, ya? Aku gak tega lihat muka kamu lebam begitu... Meskipun aku gak ikutan PMR tapi aku bisa kok obatin luka. Luka wajah aja aku bisa obatin, apalagi luka hati..."

"Serah lo."

Aksa pasrah. Lagi pula ia pun memang sedikit malas mengobati lukanya. Syukurlah kehadiran Ona sedikit berguna di hidupnya.

FRIONAKSA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang