-44-

672 14 0
                                    

6 chapter lagi guysss, cemunguttt 🙌💃

Happy Reading!

•••

5 bulan kemudian.

Aksa melotot saat melihat Ona mengangkat semangka dari kantung belanja ke meja pantry.

Pasalnya bukan potongan kecil yang Ona bawa, melainkan sebulat semangga cukup besar hingga mampu menyaingi perut besarnya membuat Aksa yang baru saja turun dari tangga nyaris terkena serangan jantung.

"Sayang! Kenapa semangkanya kamu angkat?" seru Aksa sedikit kesal karena Ona telah berbuat seenaknya tanpa memikirkan kondisi perutnya.

Ona nampak acuh tak acuh. "Ya masa aku gelindingin? Habisnya kamu lama banget! Asal kamu tahu ya, katanya cewek hamil yang suka angkat yang berat-berat itu nanti bayinya bakal berubah jadi gas LPG!" omel Ona membuat Aksa mendesah, "Gak bakal dong, Sayang... Kata siapa emangnya itu?"

"Kata neneknya Zul."

Gini nih kalo udah gede masih nonton upin ipin.

"Aku tadi pakai baju dulu, Sayang... Tunggu sebentar kan bisa, gak harus kamu yang ambil juga dari kantung belanjaan," Aksa menghela napas panjang. Ingin marah pun ia tak bisa. Mana mungkin Aksa memarahi perempuan yang kini tengah mengandung darah dagingnya itu.

"Cepet kupasin." perintah Ona yang sudah seperti perintah presiden yang tak bisa di bantah. Aksa mengangguk mengiyakan tanpa banyak bersuara.

Ona pergi ke ruang tengah dan menyalakan televisi dan juga AC. Sementara Aksa sibuk di dapur dengan buah semangka yang hendak ia eksekusi.

Sudah lima bulan lamanya Ona dan Aksa menjalani fase ini. Ada 4 bulan lagi Aksa melewati di mana ia harus di repotkan dengan segala macam keinginan Ona dan juga bayinya.

Tak lama Aksa datang dengan semangkuk semangka potong yang nampak segar dan segera menyerahkannya pada sang istri. "Mau makan sendiri atau aku suapin?" tawarnya.

"Suapinnya jangan pake sekop."

"Sayang..." Aksa tak tahu harus mengeluh dengan gaya apa lagi. Ia antara lelah dan gemas pada istrinya ini.

Dengan telaten Aksa menyuapi Ona semangka potong. Perempuan itu sangat menggemaskan saat kedua pipinya menggembung karena penuh dengan semangka.

Tiba-tiba sebelah tangan Aksa menyentuh perut Ona dan mengusapnya, "Hai... Apa kabar di sana? Yang sabar ya... Tunggu sebentar lagi kamu bakal lahir ke dunia dan ketemu sama mama papa..."

Ona melambatkan kunyahannya dan menatap Aksa yang memusatkan pandangannya pada perut Ona. Ona nampak tersentuh dengan ucapan Aksa, meskipun ini bukan kali pertama Aksa menyapa sang buah hati, namun entah kenapa Ona selalu terenyuh di buatnya.

"Yang sabar ya papahhh... Aku masih betah di dalem perut mamahh...." balas Ona dengan menirukan suara anak kecil membuat keduanya tertawa.

Tiba-tiba Aksa terpikirkan dan menyurutkan tawanya membuat Ona melakukan hal serupa apalagi setelah melihat Aksa yang menatapnya cukup lekat.

"Ona Sayang..." panggilnya dengan suara teramat lembut membuat Ona memfokuskan atensinya untuk menunggu kalimat selanjutnya yang akan Aksa lontarkan.

FRIONAKSA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang