Seperti yang udah gue bilang story ini bakal sampe 50 part ya dan finally... Ini part terakhir semoga suka dan berkesan yakk!!
Tapi, jangan sedih guysss gue udah ada cerita baru, tepatnya cerita abram. ntar gue spill di akhir yaa!!
Happy Reading!
•••
"Aksa, kamu pergi saja. Aku bakalan baik-baik aja kok sendiri di sini... Hmm sendirian... Di sini seferti rapunjelll..."
"Gak, Sayang. Aku gak bakal pergi ke mana pun. Gimana mau pergi kalo malem tadi aja kamu kontraksi beberapa kali. Kita ke RS sekarang aja, ya?" bujuk Aksa lembut dengan tangan yang mengusap rambut Ona. Tapi perempuan itu justru menggeleng kukuh, "Gak mauuu ihhhh.... Rumah sakit itu bau, aku suka mual. Emangnya kamu mau aku muntah-muntah di sana? Kamu mauu??"
Ya masa sih sampai muntah-muntah ya ampun...
"Ya udah, aku gak bakal pergi. Lagian aku mau siaga dan nemenin kamu lahiran nanti."
Ona berdecak pelan, "Tapi, kan aku baik-baik aja sekarang. Aku bakal langsung telepon kamu kok kalo ada apa-apa. Suerr..."
Aksa menatap lekat pada Ona. Tapi, ia tetap saja tidak akan tenang jika meninggalkan Ona sendirian.
"Oke, tapi kamu di temenin Mamih," putus Aksa, sebab ingin bagaimana pun juga ia masih harus pergi ke cafe untuk mengontrol perkembangannya, apalagi yang sebentar lagi akan di dirikan cabang membuat Aksa menjadi ekstra sibuk.
"Ngokey."
Akhirnya Aksa bisa bekerja dengan fokus. Mamihnya bersedia menemani Ona dan akan segera mengebari jika terjadi sesuatu. Tapi, Aksa berdoa agar tidak terjadi sesuatu pada Ona.
"Aduhh.. Si bos seger banget hari ini."
"Seneng banget ya Pak bentar lagi jadi papah muda."
"Pak, harusnya Bapak libur aja temenin Bu bos."
"Pak, kalo Bapak mau cuti gapapa kok, Pak. Cafe bakalan aman sama kita."
Celotehan para pegawainya terdengar saat Aksa masuk ke dalam. Sudah hadir beberapa pengunjung di sana. Aksa masuk ke ruangannya untuk memeriksa sesuatu.
Begitu sampai di ruangannya, Aksa di kejutkan oleh kedatangan Papihnya.
"Baru dateng kamu?"
"Iya. Tadi sempet bingung mau masuk apa nggak karena Ona gak ada yang nemenin," Aksa duduk di kursinya. Dan menyimpan tas kerjanya.
"Jadinya, Mamih yang nemenin Ona?" tanya Papih Reno. Aksa mengangguk sebagai jawaban.
"Ikut Papih meeting sekarang."
Aksa yang baru sepuluh detik duduk di kursinya pun kontan mendongak, keningnya mengerut samar, "Ngapain? Kan Aksa kerjanya di sini."
"Meeting ini ada kaitannya sama cabang cafe yang lagi di bangun itu. Kamu mesti ikut lah buat tau perkembangannya."
Aksa di landa dilema. Jika ia ikut, itu membuat jaraknya bertambah jauh dengan Ona. Sementara itu kan sekarang Ona sedang hamil besar membuat Aksa tak berani meninggalkan Ona jauh-jauh. Pergi ke cafe pun Aksa sudah berat apalagi harus ke kantor Papihnya?
"Gimana, Sa? Kamu mesti ikut, Papih gak mau kamu gak kompeten gini. Lagikan kan Ona ada Mamih yang jagain, jadi aman."
Iya sih, tapi kan...
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIONAKSA [SELESAI]
Teen Fiction"Punya bini bisa agak pinteran dikit gak sih?" _____________________________________________ Aksa Namura, sosok lelaki berandal, banyak tingkah, dan hobi membolos itu dipaksa menikah dengan gadis polos setengah bloon yang ternyata merupakan gadis ya...