-29-

97 4 0
                                    

maapin kalo alurnya lelet, soalnya aku pgn tokoh Onah yang lemot dan unik sama tokoh Aksah yg bucin kuadrat nyantol di kepala kalian dulu😭🙏

Happy Reading!

•••

Di rasa jalanan cukup lenggang, Aksa melirik Ona sekilas dan meraih tangan gadis itu dengan lembut. Tentu hal itu membuat atensi Ona teralihkan saat mulanya gadis itu hanya menikmati perjalanan di sisi jendelanya.

"Ngapain pegang tangan aku?"

Harus banget nanya gini ya, Ona?

"Pengen aja. Boleh ya, Sayang???"

Ona mengangguk mengiyakan dan kembali mengalihkan pandangannya. Cuek bener.

Karena jarak supermarket cukup jauh dekat jalan raya, jadilah perjalanan mereka yang cukup lama ini di isi dengan keheningan. Tumben sekali kan? Memang.

"Sayang, nanti kamu mau beli apa? Kamu lagi pengen jajan apa??"

Ona menoleh singkat saat Aksa mengajaknya berbicara, "Aku pengen yupi. Aku suka yang kenyal-kenyal. Terus aku juga pengin mi kremes sama beng-beng, uhmmm jadi laper..."

"Gak mau makan nasi aja? Kita bisa mampir dulu kalo kamu mau?"

Ona mneggeleng, "Gak ah, lagi pengen ngemil."

"Oke, Sayang."

Aksa melirik Ona yang lebih banyak diam. Tidak biasa gadis itu seperti ini, "Sayang, kamu gapapa?" tanyanya dengan jemari mengelus punggung tangan Ona yang sedikit terasa berbeda.

Ona memberanikan diri untuk menoleh setelah sekian lama membuang wajah. Betapa terkejutnya Aksa saat melihat wajah gadisnya yang begitu pucat. Aksa segera menepikan mobilnya dan berhenti.

Laki-laki itu panik. Wajah Ona bagai mayat hidup yang begitu pucat, "Sayang, kamu sakit??? Kenapa gak bilang???" bodohnya juga mengapa Aksa baru menyadarinya? Harusnya ia sadar kan dari suhu tubuh Ona yang sedikit menghangat karena sejak tadi ia menggenggam tangannya.

Aksa menyentuh kening Ona lembut dan betapa kagetnya laki-laki itu saat merasakan suhu tubuh Ona yang cukup menyengat.

"Sayang, kamu demam kok gak bilang? Kita pulang aja, ya???" Aksa kalang kabut dan segera menyalakan mesin mobilnya kembali tanpa menunggu jawaban dari Ona. Kenapa sih gadis manisnya itu malah diam saja sejak tadi jika sedang sakit? Untung mereka belum pergi terlalu jauh.

Setelah mematikan mesin mobil di depan teras, Aksa pertama turun dan segera berlari untuk membukakan pintu mobil untuk Ona.

"Aksa,,, aku gapapa kok, sumvah gapapa, jangan berlebihan, aku cum__"

"Diem! Kamu tuh lagi sakit masih aja bertingkah. Nurut dulu sama aku, ya?"

"Tapi, jangan di gendong, aku berat kayak sapi__"

"Ringan gini kok."

Ona menyerah. Kedua tangannya ia lingkarkan ke leher Aksa agar ia tidak terjatuh.

"Kenapa gak bilang sama aku, Sayang? Aku hampir aja biarin kamu kecapekan ke supermarket, lain kali jangan gini ya, Sayang? Kalo badan kamu ngerasa capek, bilang aja," tutur Aksa lemah lembut.

FRIONAKSA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang