-05-

338 18 0
                                    

Happy Reading 💜

•••

"Di bungkus apa makan di sini?"

"Kita makannya di bangku sana, bang, masa makannya di depan abang sih."

"Udah lu duduk aja sana, biar gue yang pesen," Aksa menyuruh Ona untuk segera duduk. Membiarkan gadis itu berbicara membuat Aksa malu sendiri.

"Dua porsi ya, bang. Yang satu pedes, yang satunya lagi engga. Terus teh angetnya satu, teh dinginnya satu," ucap Aksa memesan.

"Siap A, duduk manis aja sama pacarnya, nanti saya antar," sahut abang-abang soto ayam itu dengan penuh godaan.

Ya, setelah berdebat di atas motor akan memakan apa, akhirnya Ona setuju makan soto ayam yang berada di pinggir jalan.

Aksa hanya bisa tersenyum kecut mendengar itu, kemudian melenggang pergi menyusul Ona yang ternyata tengah mengajak ngobrol seorang bapak-bapak.

"Pak, kenalin ini laki-laki yang bentar lagi halal!" Ona mengenalkan Aksa pada bapak-bapak yang sepertinya tukang ojek online terlihat dari jaket hijau yang di pakainya.

"Gimana neng?" bapak ojol itu nampak kebingungan, hal serupa terjadi pada Aksa.

"Jangan di dengerin pak, dia emang suka kocak kalo ngomong," Aksa terkekeh pelan dan melototi Ona agar berhenti mengganggu orang lain apalagi dengan melontarkan kalimat aneh yang membingungkan.

"Tapi, lucu kok mas pacarnya. Dapet dari mana?"

"Dapet di jalan."

"Ish! Emangnya Ona belalang apa nemu di jalan? Ona memang banyak kurangnya, tapi jangan samain Ona sama belalang juga, hati Ona sakit tercabik-cabik kayak di belah pisau!"

Aksa dan bapak ojol itu dibuat melongo mendengarnya. Ona ini niatnya marah-marah apa melawak sih?

"Aduuuh, neng, iya saya tahu mas nya lagi bercanda. Udah ah, jangan marah-marah, tuh sotonya udah dateng," tunjuk bapak ojol pada abang soto yang tengah membawa pesanan mereka pada meja yang mereka tempati.

"Jangan aneh deh lo maen ngajak orang ngobrol sembarangan."

"Ihh... Itu bukan bapak-bapak sembarangan, Ona udah kenalan sama bapak-bapak tadi, namanya bapak somat, udah kerja ojol 6 tahun."

"Ngapain lo tanya-tanya? Bikin orang gak nyaman tahu gak."

"Bapaknya aja gak ngerasa keganggu tuh tadi Ona ajak ngobrol, kenapa kamu yang sewot sih!" Ona mulai mengaduk sotonya dan menyedot teh nya.

"Ih? Kok punya Ona anget sih? Gak seger ah, gak segeerrrr... Pengen yang dingiinnn..."

"Udah malem, ntar lo masuk angin besok gak bisa sekolah lagi," tolak Aksa.

"Tubuh Ona kuat kok, gak gampang masuk angin jadi kamu tenang aja. Ona pernah berdiri di depan kipas angin tengah malem aja besoknya masih bisa sekolah walaupun kembung dikit."

"Lagian ngapain lo berdiri di depan kipas angin tengah malem? Gak ada kerjaan banget! Ya udah nih, tuker sama punya gue," Aksa menukar gelas teh mereka sehingga miliknya menjadi teh hangat.

"Asiikkk! Mangkasih anak haram."

"Yang bener kalo ngomong, ntar orang lain denger bisa salah paham," tegur Aksa mulai lelah karena Ona yang terus memanggilnya dengan panggilan anak haram.

"Kan kata bunda belum halal, jadi sekarang masih haram dong?"

"Serah lo deh, buruan makan," Aksa memilih mengabaikan dan mulai menyuap sotonya.

FRIONAKSA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang