-10-

291 11 0
                                    

Onah dan Aksa comeback guyss 🙌

Happy Reading 💜

•••

Karena Aksa yang ogah kerokin Ona, jadilah gadis itu kini hanya meringkuk di ranjang dengan posisi membelakangi Aksa.

Aksa awalnya masa bodoh, suruh siapa juga waktu istirahat di sekolah bukannya makan malah nyari belalang sama Jojo, terus sorenya bukannya langsung pulang ini malah nongkrong dulu minum kopi. Sok gaul banget emang Ona.

Tapi, kelamaan Aksa jadi kasihan juga. Besok Ona harus masih sekolah, jadilah Aksa yang tadinya selonjoran di atas sofa sambil ngopi mulai luluh dan samperin Ona yang meringkuk dengan selimut nyaris menutupi seluruh tubuhnya.

"Ona... Lo gapapa?"

"Ona gapapa, am fain, am okei, gWencHana.... Teng Neng... Neng... Neng... Neng...."

Kalo denger sahutan Ona barusan sih nih cewek kayaknya emang gapapa, tapi setelah Aksa intip wajahnya yang pucet, dia jadi gak tega biarin Ona.

"Mau gue kerokin...?" tawar Aksa gak yakin.

Ona menggeleng, "Sekarang Ona gak mau di kerokin."

"Terus?"

"Ona pengen permen yang isinya silet."

"MANA ADA ONA."

"Kok marah? Kamu benci aku ya? Iya tau kok, soalnya aku memang banyak kurangnya."

"Yang logis lah kalo minta sesuatu, lama-lama lo pengen nangka isi jeruk lagi!" Aksa masih berusaha sabar.

"Ona pernah makan salak isi kecebong."

"BODO AMAT DAH, BODO AMAT!"

•••

"Yakin gak mau liburan? Gratis lohh..." tanya Papih Reno sekali lagi pada putra semata wayangnya.

"Gak ah, Pih... Lagian kan gak ada libur panjang, ntar pada curiga bisa berabe," sahut Aksa yang di mana keduanya tengah berbincang ringan di belakang rumah depan kolam ikan.

"Alah... Gampang itu. Tinggal kamu sama Ona nya aja mau gak? Tinggal pilih mau ke mana nanti Papih pesankan tiket."

"Gak usah, Pih..."

"Yakin???"

"Yakin banget."

Papih Reno diam mangut-mangut. Tiba-tiba laki-laki setengah baya itu mengulurkan sebuah kartu membuat Aksa tertegun dan tak lama mendesah kasar.

"Pih.... Jangan manjain Aksa, plis?" ujar Aksa setengah tertawa, antara malu dan lucu.

"Papih cuma pengen bahagiain anak dan menantu Papih."

"Tapi, gak gini. Satu kartu aja udah lebih dari cukup bagi Aksa. Kalo gini, yang nafkahin Ona bukan Aksa, tapi Papih. Seenggaknya kasih Aksa pekerjaan biar gak jadi beban mulu."

"Ya udah, kelola cafe yang deket taman itu."

"Aksa masih minim buat terjun ke dunia bisnis, Pih."

Papih Reno menyandarkan punggungnya pada kursi, berbarengan dengan helaan napas beratnya.

FRIONAKSA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang