gak nyangka udah part 40 guyss, masih gacor kann?? votenya juseyoo.
di sini ada yg bucinnya ni-ki tydakk??? 😃☝
Happy Reading!
•••
Ceklek...Suara pintu yang terbuka teramat pelan itu masih saja berhasil menyadarkan Ona yang nyaris terlelap di sofa ruang tengah. Gadis itu beranjak cepat dan berjalan menuju pintu utama yang baru saja mendatangkan sosok Aksa yang jauh dari kata baik-baik saja.
Sebetulnya sepulang sekolah tadi, Ona bersikukuh ingin pulang bersama Aksa sebab sejak masalah itu terdengar Ona belum bisa melihat lelaki itu. Berbeda dengan Aksa, ia malah sengaja menghindari Ona dan menyuruh Sandi untuk mengantarkan Ona pulang ke rumah, sedangkan dirinya pergi ke rumah Jayen untuk di mintai obat merah untuk mengobati lukanya, sehingga dapatlah cibiran pedas dari lelaki itu kurang lebih seperti ini "Bini lo itu si Ona apa gue, sih? Napa gue yang harus obatin luka lo?"
Tapi Aksa mengabaikan sebab untuk mengucapkan sepatah katapun rasanya sulit karena luka di beberapa titik wajahnya terutama pada sudut bibirnya.
"Aksa, kenapa kamu baru pulang? Kamu kemana dulu??? Kamu gak nyawer biduan dulu kan?? Aku khawatir tau nungguin kamu dari tadi..."
Aksa ingin sekali memeluk tubuh Ona saat ini juga. Tapi Aksa takut akan membuat Ona merasa semakin kecewa padanya. Aksa malu, dan itulah alasan mengapa Aksa pulang terlalu sore hanya untuk menghindari Ona, walaupun percuma saja karena pada akhirnya ia akan tetap bertemu Ona cepat atau lambat.
Ona mendekat dan menilik wajah Aksa yang penuh luka. Pasti itu sangat sakit. Ona meringis melihatnya dan berusaha menyentuh luka di sudut bibir Aksa dengan sangat pelan.
"Ini pasti sakit banget, kan?" katanya dengan jemari yang menelusuri wajah Aksa yang penuh memar merah keunguan. Ona menatap Aksa dengan sorot sedih, air matanya sudah menggenang di pelupuk mata.
"Sayang... Maaf..." cicit Aksa sembari menyentuh tangan Ona yang berada di pipinya kemudian ia genggam erat tangan Ona yang hangat. "Maafin aku, ya... Kamu gak marah, kan??"
"Aku gak bisa marah sama kamu, Aksa... Aku cuma khawatir kamu kenapa-napa... Jangan kayak gini lagi..." setetes air mata berhasil menerobos dan turun mengaliri pipi Ona yang tembam. Hatinya begitu sakit melihat Aksa yang terluka seperti ini, ia tak sanggup hingga menangis pun rasanya masih kurang.
Ona memeluk tubuh Aksa sembari melanjutkan tangis membuat Aksa ikut emosional dan ikut mendekap Ona erat setelah menjatuhkan tas ranselnya di lantai. Lelaki itu mengecup pucuk kepala Ona dengan lembut dan mengucapkan beribu kata maaf sebab telah mengecewakan gadis itu.
"Udah... Jangan nangis lagi. Aku baik-baik aja sekarang," Aksa menangkup pipi Ona dan menghapus jejak air mata yang merembes dan menatap gadis itu lekat.
"Luka kamu di obatin siapa? Pasti Cimey, yahh???" tebak Ona berubah murung membuat Aksa tertawa pelan hingga merasakan perih pada sudut bibirnya, "Apasih, Sayang... Bukan Cimey kok yang obatin luka aku. Tapi, Jayen. Jangan marah, kamu makin lucu tau!" kekeh Aksa sembari mencubit gemas hidung Ona yang memerah akibat menangis.
"Aku kira sama Cimey...."
"Bukan, Sayang..."
•••
"Sayang... Muka aku jelek, ya?" tanya Aksa dengan wajah cemberut karena Ona terus menatapinya dengan lekat.
Ona menggeleng lucu, "Enggak kok... Kamu selalu ganteng di mata aku. Riski Febian aja kalah..."

KAMU SEDANG MEMBACA
FRIONAKSA [SELESAI]
Teen Fiction"Punya bini bisa agak pinteran dikit gak sih?" _____________________________________________ Aksa Namura, sosok lelaki berandal, banyak tingkah, dan hobi membolos itu dipaksa menikah dengan gadis polos setengah bloon yang ternyata merupakan gadis ya...