Part 10. Berusaha Normal

32 8 1
                                    

Hallo everyone welcome to this part of DANGEROUS GIRL

Selamat membaca dan menikmati part kali ini

Semoga senang dan nyaman

Happy reading

************

"Entah kebetulan atau menang memang direncanakan, berita mengejutkan selalu datang tanpa diundang."
-Fazael Grania Madita-

************

Matahari bersinar dengan teriknya, sinarnya merambat lurus hingga menerangi seisi bumi, sangat panas membuat cuara siang hari ini terasa suntuk, ditambah banyaknya kendaraan melintas hingga jalanan terlihat penuh dengan udara berdebu dan banyak polusi.

Hari ini Fazael berniat mengunjungi Denira yang sedang bekerja di rumah sakit, sebenarnya Fazael agak malas namun rasa rindu dan keinginan khusus berhasil meluluhkan pendirian Fazael. Alhasil Fazael menuruti kata hatinya untuk menemui Denira.

Ducati yang dikendarai Fazael terus melaju, cukup cepat membelah jalanan kota hingga tak lama sampai di tempat tujuannya. Fazael segera turun, cowok itu berjalan santai melewati halaman rumah sakit hingga memasukinya. Terlihat banyak perawat maupun dokter berjalan bolak-balik, mereka terlihat sibuk dengan pekerjaannnya masing-masing.

Fazael terus berjalan sampai tiba di depan sebuah pintu, di pintu itu terdapat tulisan ruang Dokter Derina. Tanpa mengetuk pintu Fazael langsung memasukinya. Terlihat dua orang wanita tengah bercakap-cakap, mereka terlihat seruis hingga tak menyadari seseorang telah datang.

"Saya harap ayah kamu menuruti aturan kesehatan, kemarin kondisinya menurun, jika ini sering terjadi, maka kesehatan ayah kamu akan memburuk. Tentunya kamu tidak ingin apa yang tidak diinginkan terjadi bukan?"

Celine mengangguk lemah, ayahnya itu memang sulit dikasih tau, padahal Celine sudah menyuruhnya untuk beristirahat saja, tapi ayahnya itu malah keluar rumah sakit dan melaksanakan pekerjaan yang sudah tertunda berhari-hari. Alhasil kesehatannya melemah dan berakhir pingsan, untung saja ada bodyguard yang dengan cekatan langsung membawa Baron agar kembali mendapat penanganan, jika tidak mungkin Celine akan mengalami kesedihan yang lebih mendalam lagi.

"Bunda," panggil Fazael.

Dua wanita di hadapan Fazael menoleh, mereka menatap sang pemilik suara. Celine? Batin Fazael berucap.

Merasa diperhatikan Celine segera mengakhiri perbincangannya dengan Dokter Denira, Celine tak menduga bahwa Dokter Denira adalah bunda Fazael. "Celine pamit dulu, nanti ke sini lagi kalau Ayah udah mendingan."

Denira mengangguk lantas mempersilahkan Celine untuk pergi. Setelah kepergian Celine dari arah depan datanglah Fazael mendekat, ia menatap bingung ke arah Denira, sedang apa Celine bersama bundanya? "Kenapa Celine ada di sini?" tanya Fazael ingin tau.

"Ayahnya lagi dirawat." Jawab Denira seadanya.

Fazael terdiam sejenak lalu mengangguk. Ia mengalihkan pikirannya pada tujuan awal dirinya datang menemui Denira. "Bunda, ada ciri-ciri yang menandai anak perempuan Bunda seperti apa? Semisal tanda lahir tau sejenisnya?"

Fazael sangat kesulitan mencari adiknya yang hilang tanpa informasi sedikitpun yang ia punya, nama tidak tau, muka tidak tau, semuanya juga tidak ada yang Fazael ketahui. Jadi bagaimana ia akan mencarinya?

Dahi Denira berkerut, ia mencoba mengingat-ingat adakah sesutau yang mencirikhaskan seperti apa anak perempuannya. Cukup lama berfikir Denira berhasil melihat sekelebat bayangan, Denira ingat! Anak perempuannya memiliki tanda lahir di belakang telinga, bentuknya sedikit aneh hampir menyerupai bintang, namun tidak simetris.

THEY ARE DANGEROUS GIRLS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang